Berita Sumenep

Viral Camat Batang-Batang Minta Kades Tindak Warga yang Tak Mau Divaksin, Ini Respons Bupati Sumenep

Viral video Camat Batang-Batang Sumenep meminta kepala desa setempat untuk mencuri sapi warga yang tidak mau divaksin.

Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
dok. Pemkab Sumenep
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi merespons ucapan Camat Batang-Batang. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, angkat bicara soal potongan video Camat Batang-Batang, Joko Suwarno, yang belakangan ini viral di media sosial.

Sebelumnya, video Camat Batang-Batang menjadi viral karena dalam perkataannya terkesan "meminta" kepala desa setempat untuk mencuri sapi warga yang tidak mau divaksin Covid-19.

"Kelebunnya ( kepala desa ) takut dengan masyarakat. Khawatir tidak dipilih lagi pada 2025 atau 2026, tapi itu kan masih lama," demikian pernyataan Camat Batang-Batang dalam potongan video viral tersebut.

"Kelebun punya kartu AS. Punya (kartu?) sakte (sakti). Keco' sapena (curi sapinya) cakna bupati, sampai begitu. Curi sapinya jika tidak mau divaksin," sambung dia.

Merespons hal itu, Achmad Fauzi mengaku, tidak pernah memerintahkan hal seperti yang disampaikan Camat Batang-Batang dalam potongan video viral tersebut.

"Sekarang saya pastikan, saya tidak pernah menyuruh hal tercelah seperti itu demi menyukseskan program vaksinasi Covid-19," kata Achmad Fauzi pada TribunMadura.com, Senin (16/8/2021).

Vaksinasi memang penting, tapi untuk menyukseskannya tidak bisa dilakukan dengan cara tidak baik," tegas dia.

Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep itu emnegaskan, pihaknya akan terus berupaya agar program vaksinasi Covid-19 berjalan sesuai harapan.

Tentu kata Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep ini dengan cara-cara yang dapat dibenarkan. Baik dari sisi etika sosial maupun hukum formal.

"Kami nyatakan tidak mungkin menggunakan cara-cara yang dapat merugukan masyarakat itu untuk menyukseskan vaksinasi. Tujuan baik harus dicapai dengan cara yang baik pula," katanya.

Sementara berkaitan dengan viralnya video Camat Batang-Batang yang menuai kontroversi, Achmad Fauzi mengaku sudah memanggil dan menegur pihak yang bersangkutan.

"Secara birokrasi, biar Camat yang bersangkutan nanti dipanggil oleh BKD sama Inspektorat untuk ditindaklanjuti. Kalau perlu ada pembinaan kepada yang bersangkutan," tegasnya.

Diketahui sebelumnya, Sumenep dihebohkan dengan beredarnya video berdurasi 30 detik yang berisi pernyataan Camat Batang-batang, Kabupaten Sumenep yang meminta agar kepala desa mencuri sapinya warga yang tidak mau divaksin Covid-19.

Dalam video yang ramai beredar melalui platform whatssap, terlihat Camat duduk bersama Kapolsek dan Danramil setempat serta tokoh masyarakat.

Sementara dibelakang mereka terlihat banner bertuliskan Rapat Koordinasi Kecamatan Batang-batang, yang menunjukkan para pejabat di jajaran Forpimka setempat tengah berada dalam forum rakor.

Video dengan campuran Bahasa Madura dan Bahasa Indonesia tersebut mendadak viral karena ada pernyataan Camat yang dinilai provokatif.

Bahkan Camat tersebut dengan terang-terangan membawa nama Bupati yang seolah-olah menyuruh kepala desa mencuri sapi.

"Kelebunnya takut dengan masyarakat. Tako’ ta’ epele pole 2025 atau 2026. Itu kan masih lama. Kelebun punya kartu as. Punya (kartu?) sakte. Keco’ sapena, cakna Bupati, sampe’ begitu. Keco’ sapena mon oreng se ta’ endha’ evaksin," ucapnya.

(Kepala Desanya takut dengan masyarakat. Takut tidak dipilih lagi pada 2025 atau 2026. Itu kan masih lama. Kepala desa punya kartu As. Kartu sakti. Curi sapinya, kata Bupati. Sampek begitu. Curi sapinya kalau orang itu tidak mau divaksin).

Camat Batang-batang, Joko Suwarno setelah viralnya video tersebut langsung memberikan klarifikasi. Ia mengakui bahwa video itu adalah video saat berlangsung rakor tingkat kecamatan yang membahas masalah capaian vaksinasi.

Namun katanya, pernyataan itu agar kepala desa mencuri sapi itu hanyalah sebuah guyonan yang disampaikannya.

"Itu cuma guyonan yang saya sampaikan di hadapan Pak Kapolsek, Pak Danramil. Masak iya saya sungguh-sungguh menyuruh kepala desa mencuri sapi warganya," terangnya.

Dari video itu pihaknya meminta maaf kepada semua pihak yang merasa terganggu dengan video tersebut.

Bahkan termasuk kepada Bupati Sumenep, Achmad Fauzi. Menurutnya, video itu hasil editan. Dirinya tidak pernah bermaksud menyampaikan bahwa Bupati menyuruh kepala desa mencuri sapi warganya.

"Video itu diedit. Kalau aslinya mulai dari awal, tentu ada saya mengucapkan salam, menyapa Pak Kapolsek dan Pak Danramil. Ini yang beredar tiba-tiba dipotong di tengah," katanya.

Ia menjelaskan, pernyataannya hanya bertujuan agar para kepala desa bisa maksimal mengajak masyarakatnya untuk vaksin. Mengingat sampai saat ini capaian vaksinasi di Kecamatan Batang-batang masih rendah.

"Kami hanya bermaksud agar kepala desa bergerak maksimal mengajak warganya mau divaksin. Dengan demikian, herd immunity bisa segera tercapai," katanya.

Terkait kalimat ngeco’ itu katanya, ia berdalih bukan berarti dirinya menyuruh kepala desa mencuri sapi warganya. Namun maksudnya adalah kepala desa punya kartu As warga. Setiap persoalan selalu diadukan ke kepala desa.

"Ada yang sakit ke pak kalebun. Ada yang mati ke pak kalebun. Bahkan sapi hilang, juga lapor ke Pak Kalebun. Ini maksud pernyataan saya. Sekali lagi, saya minta maaf. Tolong video itu jangan lagi diviralkan," pintanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved