Berita Blitar

Nasib Nahas Penjambret, Berusaha Kabur Tapi Malah Mengalami Hal Tak Terduga, Berujung Amuk Warga

Karuan, pelaku yang bernama Nanang (26), warga Kelurahan/Kecamatan Wlingi itu babak belur karena jadi bulan-bulanan massa.

Penulis: Imam Taufiq | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Imam Taufiq
Nasib nahas jambret yang mengalami hal tak terduga berujung amuk warga 

TRIBUNMADURA.COM, BLITAR - Nasib apes seorang penjambret di siang bolong berujung amukan warga.

Diketahui, penjambret itu merampas dompet milik korbannya.

Usai melakukan aksinya, pelaku langsung berusaha kabur.

Tapi pelaku malah jadi bulan-bulanan warga usai terjebak gang buntu.

Karuan, pelaku yang bernama Nanang (26), warga Kelurahan/Kecamatan Wlingi itu babak belur karena jadi bulan-bulanan massa.

Untuk menyelamatkannya, pelaku langsung dilarikan ke RSUD Ngudi Waluya, Wlingi karena kondisinya mengalami luka. 

Baca juga: Usai Terlacak di Facebook, Terduga Pelaku Jambret Akhirnya Kembalikan Ponsel ke Pemiliknya

"Ya, terluka, namun kini sudah dirawat di rumah sakit. Untuk lukanya, kami belum bisa memastikan separah apa.

Yang penting, ia sudah dalam perawatan tim medis," ujar Iptu Udiono, Kasubag Humas Polres Blitar.

Menurutnya, aksi main hakim sendiri itu terjadi pada Rabu (25/8) siang atau sekitar pukul 11.30 WIB.

Itu terjadi sesaat setelah pelaku merampas dompet seorang gadis, Rs (21), warga Desa Bende Jati, Kecamatan Kademangan.

"Usai beraksi, pelaku kabur namun tidak tahunya malah terjebak di gang buntu. Entah dari mana datangnya massa, pelaku langsung jadi bulan-bulanan," paparnya.

Dugaan petugas, pelaku menguntit korban saat dari Pasar Kademangan.

Siang itu, korban memang belanja ke pasar itu, dengan mengendarai sepeda motor Honda Beat.

Saat perjalanan pulang itu, korban yang sendirian itu, tanpa sadar dikuntit pelaku.

Pelaku juga sendirian, dengan mengendarai sepeda motor Suzuki Satria.

"Korban nggak menyangka kalau ada penjahat yang mengikutinya. Karena tidak tahu itu, korban dengan santai, melaju pulang," ungkapnya.

Mungkin, pelaku sendiri juga tidak menduga kalau rumah korban itu cukup jauh.

Sebab, jarak rumah korban dengan Pasar Kademangan itu sekitar 5 km.

Dugaannya, pelaku akan beraksi di jalan raya jurusan ke tempat wisata Pantai Tambakrejo itu namun masih menunggu kesempatan yang tepat.

Di saat memilih tempat yang aman buat menjalankan aksinya, tanpa diduga pelaku, korban mendadak berbelok.

Itu berada di jalan raya depan SPBU Kademangan, laju sepeda motor korban berbelok ke kiri atau arah rumahnya.

Tak mau kehilangan mangsa yang sudah jauh-jauh dikuntitnya, pelaku terus mengikutinya dari kejauhan.

Namun begitu, korban juga belum sadar kalau ada bahaya mengintainya. 

"Meski bukan di tepi jalan raya namun jalan menuju ke arah rumah korban itu amat ramai siang itu. Mungkin, pelaku takut kalau beraksi," ujarnya.

Di saat dikuntit dari jarak sekitar 10 meter oleh pelaku, tidak disangkanya, sasarannya  tiba-tiba belok. 

Itu karena korban sudah tiba di rumahnya.

Melihat mangsanya sudah berhenti di depan rumahnya, pelaku tidak ingin balik dengan tanpa hasil sehingga nekat beraksi.

Di saat korban berhenti namun belum turun dari sepeda motornya, pelaku berhenti di samping sepeda motor korban.

Belum sadar apa yang akan terjadi dengannya, pelaku dengan cepat menyambar dompet korban, yang ditaruh di kotak yang ada di bawah stir sepeda motornya.

Belum tahu isinya apa saja, namun dompet korban itu di antaranya berisi selain identitasnya juga ada uang Rp 500 ribu.

"Meski kaget dengan aksi pelaku, namun korban langsung berteriak jambret-jambret, sambil mengejarnya," ujarnya.

Teriakan korban itu mengundang munculnya banyak warga.

Sementara sambil berteriak, korban terus mengejarnya karena tahu kalau pelaku bukan putar balik atau ke arah jalan raya--jalan semula. 

Namun, ia kabur ke arah gang buntu, yang tak lain, ke arah persawahan.

Dugaan korban benar.

Tak berselang lama atau hanya berjarak sekitar 500 meter, pelaku balik.

Namun, belum sempat berpapasan dengan korban, warga sudah menghadangnya.

Akhirnya, pelaku tak bisa menerobos kepungan massa, sehingga langsung jadi bulan-bulanan massa.(fiq)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved