Berita Madiun

Potensi Penemuan Candi di Area Makam di Madiun, BPCB Jatim Ungkap Temuan Hingga Kemungkinan

Hasilnya, terdapat satu titik di Kelurahan Kuncen tepatnya di makam umum yang bisa dimasukkan ke dalam data arkeologi.

TribunMadura.com/Sofyan Arif Candra Sakti
Bekas Ekskavasi Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) di Desa Kuncen, Kecamatan Taman, Kota Madiun 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Sofyan Arif Candra

TRIBUNMADURA.COM, MADIUN - Tim Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim telah melakukan identifikasi setidaknya di tiga titik.

Diperkirakan ekskavasi itu sudah dilakukan selama lima hari di Kota Madiun.

Ketiga titik tersebut berlokasi di Kelurahan Demangan dan Kelurahan Kuncen, Kecamatan Taman.

Hasilnya, terdapat satu titik di Kelurahan Kuncen tepatnya di makam umum yang bisa dimasukkan ke dalam data arkeologi.

"Memang ada struktur bata yang sangat kompak namun kita tidak bisa mengetahui bentuk dan polanya," kata Pamong Budaya BPCB Jatim, Pahadi, Senin (20/9/2021).

Baca juga: Penemuan Benda Kuno di Madiun Diduga Peninggalan Zaman Kerajaan, Arkeolog Ungkap Potensi Wisata

Bata tersebut tertata rapi satu sama lainnya, namun tim BPCB Jatim belum bisa melakukan ekskavasi lantaran letaknya yang berada di bawah makam.

"Jadi perlu koordinasi antara pemerintah dengan masyarakat jika ingin melakukan ekskavasi, karena itu kan makam umum," lanjutnya.

Pahadi melanjutkan, dari laporan ataupun dokumen pada zaman Hindia Belanda, memang dilaporkan ada bangunan Candi.

"Dari batuan andesit yang kita temukan secara sporadis memang arahnya dibuktikan dengan batuan berelief kala. Yang itu umumnya berada diambang pintu bagian atas sebuah Candi," jelas Pahadi 

Batuan yang dimaksud juga ditemukan di belakang salah satu lurah pada zaman dahulu yang polanya menunjukkan ambang pintu bagian bawah Candi.

"Jadi ada semacam dorple kalau kita menyebutnya, bandul rumah. Itu juga mengarah kepada bagian pintu masuk ke ruang dalamnya Candi," lanjutnya 

Selain itu warga juga pernah menemukan batu pelipit yang umum dijumpai di bangunan luar sebuah Candi

Pahadi meyakini batuan tersebut berasal dari satu tempat yaitu sitinggil.

Namun karena untuk kepentingan tertentu beberapa masyarakat dulu mengambil atau memindahkan batuan tersebut.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved