Berita Surabaya
Polda Jatim Gagalkan Penyelundupan 3 Kg Sabu Jaringan Internasional, Bekuk WNA Nigeria dan Pasangan
Polda Jatim menangkap satu WNA asal Nigeria dan pasangannya dalam kasus peredaran narkotika jaringan internasional Malaysia.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Ditresnarkoba Polda Jatim menggagalkan aksi pengedar narkotika jenis sabu dan pil ekstasi jaringan internasional Malaysia.
Dalam kasus itu, Polda Jatim menangkap dua orang, yakni Idoko Chikwado Kenneth (34) Warga Negara Asing (WNA) asal Nigeria dan Rani Aswad (39), warga Maluku Utara, Indonesia.
Dari tangan kedua tersangka, polisi menyita barang bukti sabu seberat 3,9 kg dan pil ekstasi sekitar 3.000 butir.
Barang haram itu dikemas tersangka ke dalam kaleng makanan, sebagai modus untuk mengelabuhi petugas.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengungkapkan, kedua pelaku merupakan anggota jaringan pengedar narkotika internasional yang disuplai dari Malaysia.
Rani Aswad dibekuk pertama kali oleh petugas, berdasarkan temuan barang bukti dalam sebuah paket yang diperoleh pihak Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Kemudian, setelah dilakukan pengembangan kasus, ternyata Rani tak bekerja sendiri mendistribusikan barang haram tersebut.
Ia dibantu oleh teman prianya, Idoko Chikwado Kenneth, asal Nigeria yang tinggal di Indonesia.
"Awalnya RA, lalu dikembangkan ke ICK ini," ujarnya di Gedung Humas Mapolda, Senin (27/9/2021).
Sementara itu, Kasubdit II Ditresnarkoba Polda Jatim Kompol James mengungkapkan, keduanya merupakan pengedar yang menyuplai barang haram sabu atau pil ekstasi ke seluruh daerah Indonesia.
Biasanya, mereka memanfaatkan mekanisme pendistribusian sabu atau ekstasi melalui jasa ekspedisi barang jalur laut melalui Malaysia ke Surabaya.
Seandainya, keduanya tak disergap petugas di kawasan Jalan Kapuk Kamal Raya Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (15/9/2021) kemarin.
Pengiriman barang pada hari itu, sudah menjadi pengiriman keempat yang berhasil mereka lakukan.
"Barang dari Malaysia, melalui Surabaya, tapi dikirim ke Jakarta. Biasanya kalau di Jakarta, bisa diendus, maka mereka ke daerah yang lebih kecil sehingga gak terendus," ungkapnya.
Di singgung mengenai hubungan Rany dengan WNA asal Nigeria Idoko, dalam keterlibatan kasus peredaran narkotika itu. James mengungkapkan, keduanya memiliki hubungan pribadi dan terbilang spesial.
Kendati begitu, berdasarkan hasil pemeriksaan oleh penyidik, Idoko memanfaatkan hubungannya dengan Rany itu sebagai perantara komunikasi selama hidup di Indonesia dan menjalankan bisnis peredaran barang haram tersebut.
"Kenal, intinya kendala bahasa, itu kenapa pakai orang Indonesia, kan delivery-nya pakai ekspedisi Indonesia, sementara komunakasi bahasa Indonesia (Idoko), belum atau enggak bisa," pungkasnya.