Berita Pamekasan
BKPSDM Pamekasan Pastikan Tak ada Kecurangan Selama SKD CPNS dan PPPK, Tapi Ratusan Peserta Gugur
Pada CPNS tahun ini, Pamekasan menerima sebanyak 5.347 orang pendaftar. Namun, tidak semua pendaftar tersebut mengikuti tes SKD CPNS 2021.
Penulis: Ayu Mufidah | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - BKPSDM Pamekasan memastikan tidak ada kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan tes SKD CPNS 2021.
"Soal kecurangan alhamdulillah tidak ada. Pelaksanaan SKD CPNS dan PPPK Non Guru di Pamekasan berjalan aman, lancar, tertib, dan tidak ada kecurangan apapun," kata Admin BKPSDM Pamekasan, Yuridhis Kurniawan saat dihubungi TribunMadura.com, Rabu (27/10/2021).
Yuridhis Kurniawan mengatakan, pada CPNS tahun ini, Pamekasan menerima sebanyak 5.347 orang pendaftar.
Namun, tidak semua pendaftar tersebut mengikuti tes SKD CPNS 2021.
Dari 5.347 orang, ada 4.786 pendaftar yang hadir mengikuti tes SKD CPNS 2021.
Baca juga: Inilah Jadwal Tes SKB CPNS dan PPPK 2021, BKPSDM Ungkap Soal Pamekasan Masuk Tahap 2
Sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 561 peserta dinyatakan gugur.
"Kami tidak tahu kenapa karena mereka tidak konfirmasi pada BKPSDM Pamekasan. Sedangkan alasan yang masih dapat kami terima adalah terkonfirmasi positif Covid," ucap dia.
Lebih lanjut, Yuridhis Kurniawan menyebut, BKPSDM Pamekasan juga tidak menemukan ada kendala berarti selama pelaksanaan tes SKD CPNS 2021.
Namun, ada beberapa masalah teknis, seperti verifikasi peserta sebelum ujian berlangsung.
"Kami tidak menemukan adanya masalah berarti. Kalau pun ada masalah, yaitu pada saat face recognition, itu banyak," kata dia.
"Dari 1 sesi berjumlah 100 peserta, yang gagal bisa 2 - 3 orang," sambungnya.
Menurut dia, ada beberapa penyebab peserta gagal melakukan verifikasi face recognition.
Baca juga: Simak Ketentuan Nilai SKD CPNS 2021, Peserta yang Lolos Passing Grade Belum Tentu Bisa Ikut SKB
"Itu biasanya, pertama karena fotonya kecil sekali. Yang kedua fotonya miring, jadi aplikasi gagal verifikasi," jelas Yuridhis Kurniawan.
"Kemudian, penyebab lainnya, yaitu ada yang awalnya tidak pakai kerudung tapi saat ujian pakai kerudung. Pemakaian kacamata itu juga berpengaruh," tambah dia.
Kendati begitu, peserta gagal melakukan verifikasi face recognition masih dapat mengikuti ujian.
"Sebelum konfirmasi ke BKN, kami verifikasi manual dulu. Kami pastikan identitas lengkapnya. Setelah oke, kami minta BKN buka akses agar peserta bisa masuk," pungkas dia.