Berita Sampang
Semangat Rosi Penyandang Tuna Daksa di Sampang, Rela Merangkak saat Sekolah, ini Harapannya
Rosi, bocah penyandang disabilitas tuna daksa sejak lahir itu tetap bersemangat mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Rasa percaya diri yang dimiliki Rosi warga Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura sungguh luar biasa dan patut dicontoh.
Mengapa tidak, meskipun kondisi fisik yang berbeda dengan teman-temannya, tidak menyurutkan semangat bocah berusia 14 tahun tersebut untuk menggapai mimpi.
Terbukti, bocah penyandang disabilitas tuna daksa sejak lahir itu tetap bersemangat mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
Bahkan saat ini statusnya sebagai pelajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam An Nur kelas VIII di desa setempat.
Baca juga: Rugikan Negara Mencapai Rp 2 Miliar, Bea Cukai Madura Musnahkan 5 Juta Lebih Rokok Ilegal
"Kalau berangkat ke sekolah diantar saudara dan sesampainya di sekolah merangkak di setiap aktifitas," kata Rosi, Jumat (29/10/2021).
Ia mengaku sangat menginginkan sebuah alat bantu guna meringankan kesulitannya saat beraktifitas terlebih di sekolah, seperti halnya kursi roda.
Namun, dengan kondisi perekonomian orangtua yang tergolong tidak mampu, ia memilih menahan keinginannya dan fokus sekolah.
Baca juga: Kutukan Firaun Mesir Kuno yang Dipercaya oleh Peneliti, Menyebabkan Nasib Buruk Hingga Kematian
"Jujur saya tidak malu akan kondisi saya yang seperti ini, tapi terkadang terhambat bila mengikuti kegiatan lainnya di sekolah," ungkapnya.
Sementara, koordinator penyandang disabilitas wilayah Kecamatan Omben Sampang, Dori menyampaikan, sangat berharap Pemkab Sampang melalui dinas terkait atau para dermawan bisa membatu Rosi untuk mendapatkan kursi roda.
Sebab, alat tersebut akan mempermudah Rosi beraktifitas di sekolah ataupun aktifitas lainnya.
"Rosi merupakan penyandang tuna daksa dengan kondisi kaki hanya sebatas lutut, jadi dalam melakukan aktifitasnya ia merangkak atau ngesot," ucapnya.
"Tapi kami sangat bangga walau harus merangkak ke sekolah rasa percaya dirinya luar biasa," imbuhnya.