Berita Surabaya
Sebanyak 1.258 Anak di Surabaya Jadi Yatim dan Piatu Akibat Covid-19, Pemkot Surabaya Ambil Langkah
Sejumlah intervensi yang dilakukan mencakup pemenuhan administrasi kependudukan, pelayanan kesehatan, bantuan makan, hingga bidang pendidikan
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Banyak anak di Surabaya kehilangan orang tuanya akibat Covid-19. Berdasarkan data Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, ada 1.258 anak di Surabaya yang ditinggalkan orang tuanya.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi. Baik dari yang yatim, piatu, maupun yatim piatu.
Pemkot tak lantas tinggal diam. "Kami sudah berikan sejumlah intervensi," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu (7/11/2021).
Sejumlah intervensi yang dilakukan mencakup pemenuhan administrasi kependudukan, pelayanan kesehatan, bantuan makan, hingga bidang pendidikan.
Untuk pengurusan administrasi, Pemkot membantu pembuatan kartu anak, pengurusan akta kematian orang tua, maupun Kartu Keluarga (KK). Tidak sedikit anak yang menjadi kepala keluarga karena kedua orang tuanya meninggal.
"Dari total anak yang kehilangan orang tua, 90 persen sudah mendapatkan intervensi dalam hal administrasi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP5A Kota Surabaya, Antiek Sugiharti dikonfirmasi terpisah.
"Bagi yang sudah berusia 17 tahun dan yatim piatu, KK-nya bisa sendiri. Tapi yang belum 17 tahun, ikut dengan sanak keluarga," kata Antiek.
Baca juga: Pemkot Surabaya Mulai Siapkan Lahan Parkir, Demi Hidupkan Kembali Jalan Tunjungan
Pemkot juga memberi bantuan makanan melalui agenda program permakanan. Tiap hari, ada jatah makan yang diberikan kepada anak-anak tersebut.
"Untuk permakanan, ada dari Dinsos (Dinas Sosial). Bagi anak yatim piatu juga sudah ditindaklanjuti," ujarnya.
Pemkot Surabaya juga menjamin fasilitas kesehatan anak-anak. Mereka terlindungi oleh BPJS Kesehatan.
Apabila sebelumnya iuran BPJS anak-anak tersebut dibayar orang tuanya, kini seluruh iuran ditanggung Pemkot. "Itu sudah 99 persen terlaksana," katanya.
Dalam bidang pendidikan, Pemkot juga memfasilitasi melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Baik bagi jenjang SD, hingga yang tengah mengenyam di perguruan tinggi.
Mulai dari gratis SPP, bantuan alat sekolah, hingga penunjang lainnya. "Untuk biaya hidup, kita juga fasilitasi bantuan dari pemkot," ujarnya.
Anggaran yang digunakan Pemkot untuk intervensi ribuan anak berasal dari berbagai sumber. Selain APBD, ada juga dari pemerintah pusat hingga pihak swasta.
Misalnya, Kementerian Sosial RI yang juga memberikan bantuan setiap bulan. Kemensos RI memberikan uang lewat transfer langsung ke rekening masing-masing anak.