Berita Surabaya
Pasutri Guru Ngaji jadi Korban Jambret di Pasar Tembok Surabaya, Istri dalam Kondisi Hamil
pelaku yang berjumlah satu orang itu, tidak sampai melakukan aksi kekerasan, dalam aksinya. Istri Badruzzaman yang sedang hamil anak pertama
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Seorang guru ngaji Badruzzaman (41) dan istrinya menjadi korban penjambretan saat berboncengan motor melintas di kawasan Pasar Tembok, Jalan Kalibutuh, Tembok Dukuh, Bubutan, Surabaya, Senin (6/12/2021) siang.
Sebuah tas berukuran kecil wadah dompet berisi uang tunai, surat, dan kartu berharga miliknya yang saat itu dipegang oleh sang istri, digasak begitu saja oleh si pelaku.
Untungnya, pelaku yang berjumlah satu orang itu, tidak sampai melakukan aksi kekerasan, dalam aksinya. Istri Badruzzaman yang sedang hamil anak pertama dengan usia kandungan sekitar dua bulan itu, selamat.
Cerita memilukan nan membuat geram itu dialami Badruzzaman bersama sang istri, seusai pulang berbelanja kebutuhan pokok di kawasan Pasar Tembok, Bubutan, Surabaya.
Sekitar pukul 11.30 WIB, seusai membeli sejumlah barang kebutuhan yang diperlukan, kemudian hendak pulang ke rumah, mendadak motor yang dikendarai Badruzzaman didekati oleh seorang pengendara lain tak dikenal, dari sisi kirinya.
Mengira bahwa pengendara itu hendak melakukan manuver mendahului atau menyalip motornya. Diluar dugaan, ternyata pengendara motor itu, spontan saja menggapai lalu mengambil tas kecil yang sedang dipegang oleh sang istri.
Baca juga: Aksi Heroik Korban Jambret saat Pulang dari Kondangan di Jalan Margomulyo Kejar Pelaku
Pria asal Pemalang itu, mengaku baru menyadari jika pengendara yang mendahuluinya barusan merupakan pelaku jambret, tatkala mendengar teriakan sang istri yang begitu mengagetkan.
“Saat itu istri langsung berteriak ‘mas itu dompet’ dalam keadaan panik saya kaget, ada apa ‘itu dompet dijambret’ kata istri saya,” ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di kediamannya kawasan Bubutan V, Surabaya, Jumat (10/12/2021).
Badruzzaman yang saat itu, merasa bingung bercampur geram, mengaku bisa saja menggeber kencang-kencang motor yang dikendarainya itu, untuk mengejar pelaku.
Namun, ia harus dihadapkan pada keadaan yang sangat berisiko. Yakni pertama, kondisi sang istri yang sedang hamil dengan usia kandungan dua bulan.
Kedua, kondisi kepadatan lalu lintas di depannya yang terbilang tidak memungkinkannya untuk menggeber motor kencang-kencang mengejar pelaku.
Atas pertimbangan hal itu, Badruzzaman memilih tetap berusaha mengikuti lajur jalan pelarian motor si pelaku. Meski pada akhirnya si pelaku tetap tidak terkejar.
“Saya juga memikirkan istri saya yang sedang hamil. Sehingga saya tidak bisa kejar-kejaran tancap gas, apalagi si pelaku naik motor sendirian,” tuturnya.
Sebelum kembali pulang ke rumah, Badruzzaman bersama sang istri langsung melaporkan insiden kriminalitas yang dialaminya itu ke markas kepolisian setempat.
Termasuk mengurus surat bukti kehilangan untuk beberapa kartu kependudukan, kesehatan, dan perbankan yang ikut raib dalam tas kecil tersebut.