Berita Batu

Waspada Penipuan Modus ini Rawan Menyasar Remaja, Berikan Tuduhan Palsu Hingga Ponsel Korban Raib

Di tengah permainan, ada seorang berjaket hijau mengenakan sarung datang ke pinggir lapangan lalu memanggil anak-anak yang bermain. 

Penulis: Benni Indo | Editor: Aqwamit Torik
Shutterstock/Twinster Photo
Ilustrasi penipuan 

TRIBUNMADURA.COM, BATU - Kasus penipuan terhadap anak-anak marak terjadi di Kota Batu.

Aksi itu dilakukan dengan modus menakuti korbannya.

Korban dituduh telah melakukan kekerasan terhadap adik pelaku.

Ternyata hal itu cuma modus semata.

Pelaku menyasar ponsel yang dibawa oleh korban.

Informasi yang diperoleh Surya ( TribunMadura.com network ), peristiwa terjadi di beberapa tempat yakni di Kecamatan Bumiaji dan Batu.

Salah seorang korban yang ditemui Surya, M Rengga Pratama (13) mengaku menjadi korban.

Baca juga: Aksi Bejat Direncanakan Ayah Demi Lampiaskan Nafsunya ke Anak Tiri, Modus ke Luar Kota dengan Istri

Ponsel pintarnya yang bermerk Oppo raib setelah diminta paksa oleh pelaku.

Peristiwa itu terjadi di depan lapangan sepakbola, Desa Punten.

Diceritakan Rengga, peristiwa terjadi pada 27 November 2021.

Saat itu, ia bersama teman-temannya sedang sepakbola pada pagi hari sekitar pukul 7.00 wib. 

Di tengah permainan, ada seorang berjaket hijau mengenakan sarung datang ke pinggir lapangan lalu memanggil anak-anak yang bermain. 

"Katanya, adiknya dipukuli. Saya waktu itu penasaran, lalu ikut," ujarnya. 

Beberapa teman lainnya menolak ajakan orang tersebut.

Tidak jauh dari lapangan, sudah ada seorang rekan pelaku yang menunggu di atas sepeda motor.

Pelaku kedua ini juga mengenakan sarung kuning, kaos merah dan kopyah hitam.

Rengga pun diajak. Ia dibonceng di tengah, lalu bersama dua orang pelaku meninggalkan lokasi. Rengga membawa ponsel saat diajak dua pelaku.

"Saya diajak ke daerah Gemulo. Di sana, ponsel saya diminta. Mereka menggertak saat meminta ponsel," kata Rengga. 

Baca juga: Tak Terduga, Rhoma Irama Kaget Diberi Tahu Nama Asli Baim Wong, Bikin Raja Dangdut Sampai Nyebut

Orang yang meminta ponselnya Rengga adalah yang mengenakan sarung hijau.

Pelaku pertama turun dari sepeda motor setelah membawa ponselnya Rengga. 

Sementara itu, Rengga dibawa lagi ke tempat lain oleh pengendara atau pelaku kedua.

Di tempat yang cukup jauh dari rumahnya, Rengga diturunkan lalu ditinggal begitu saja.

"Saya disuruh menunggu di tempat itu, tapi ternyata tidak ada yang datang menjemput," ungkap Rengga.

Tutik, ibunya Rengga sempat kaget mengetahui anaknya pulang jalan kaki tanpa membawa ponselnya. Ia pun mengaku sempat marah karena awalnya Rengga mengaku ponselnya jatuh lalu hilang. 

"Dia pulang menangis, saya kira ponselnya jatuh, ternyata ada penipuan itu," ungkapnya.

Setelah mengetahui adanya penipuan itu, Tutik bercerita kepada pamong desa. Ia tidak melaporkan peristiwa tersebut ke polisi. 

"Yang penting anak saya selamat dulu. Saya juga berharap pelaku bisa ditemukan," katanya.

Rahayuningtyas, warga sekitar dari Dusun Krajan, Desa Punten mengaku was-was pasca mengetahui peristiwa tersebut. Sebagai orangtua yang memiliki anak duduk di bangku SMP, ia khawatir jika anaknya menjadi korban. 

"Sebagai orangtua tentu saja saya khawatir.  Apalagi anak-anak sering bawa ponsel. Jadi sekarang kami beritahu agar tidak bawa ponsel saat main keluar," katanya. 

Rahayuningtyas berharap tingkat keamanan untuk warga bisa dijamin oleh pemerintah. Apalagi tindak pidana kali ini menyasar anak-anak. Menurut Rahayuningtyaa, perlu ada petugas dari desa yang bisa meningkatkan keamanan. 

"Harapannya begitu, ada petugas keamanan. Keamanan harua ditingkatkan," harapnya. (Benni Indo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved