Sejarah

Ritual Kejam Suku Maya Kuno Minta Hujan, Persembahkan Nyawa Demi Senangkan Dewa Air, ini Caranya

Beberapa cenote dianggap sakral dan digunakan untuk ritual, persembahan dan pengorbanan, sementara lainnya untuk mandi, minum, dan lain sebagainya.

Editor: Aqwamit Torik
Wikipedia By Daniel Schwen - Own work, CC BY-SA 4.0
El Castillo suku Maya 

Dia mengatakan anak-anak sering dilemparkan hidup-hidup ke kuburan air mereka untuk menyenangkan dewa hujan suku Maya, Chaac.

Baca juga: Kapal Perang Perkasa Milik Amerika Serikat ini Bikin Jepang Kerepotan Selama Perang Dunia 2

Beberapa anak secara ritual dikuliti atau dipotong-potong sebelum dipersembahkan kepada dewa, kata de Anda.

Diperkirakan bahwa para dewa lebih menyukai hal-hal kecil, terutama dewa hujan memiliki empat pembantu yang direprsentasikan sebagai orang kecil.

Jadi, anak-anak ditawarkan sebagai cara untuk berkomunikasi dengan Chaac.

Para arkeolog sebelumnya percaya bahwa gadis-gadis muda dikorbankan karena jenazah, yang berkisar 850 Masehi sampai penjajahan Spanyol, sering ditemukan dihiasi dengan perhiasan batu giok.

Sulit untuk menentukan jenis kelamin kerangka, tetapi bukti budaya dari mitologi Maya akan menunjukkan bahwa korban muda sebenarnya adalah laki-laki.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online yang berjudul Demi Senangkan Dewa Hujan, Suku Maya Kuno Lemparkan Anak Laki-laki ke dalam Telaga dalam Ritual Pengorbanan

Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved