Berita Lumajang
Kisah Haru Cinta Bersemi di Pengungsian Gunung Semeru, Sejoli ini Gelar Akad di Tengah Keterbatasan
Kisah haru pernikahan sejoli yang dilakukan di pengungsian Gunung Semeru. Meski bahagia terselip kenangan pahit akibat erupsi Gunung Semeru
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Sejoli ini merasakan kebahagiaan lantaran bisa menjalankan akad nikah meski di tengah keterbatasan di lokasi pengungsian Gunung Semeru.
Diketahui, pasangan ini sudah menikah secara siri setahun yang lalu, kini rencana mereka telah tercatat secara resmi di buku nikah.
Di tengah keterbatasan tersebut, terdapat kisah haru di balik acara tersebut.
Ternyata rencana menikah secara resmi ini sempat tertunda akibat bencana Gunung Semeru erupsi yang menimpa sebagian wilayah Lumajang.
Nurhadi (35), seorang pengungsi erupsi Gunung Semeru memulai pagi (11/1) dengan semangat. Sekira pukul 06.00, ia sudah memanasi sepeda motornya.
Kemudian, mengajak pujaan hatinya, Hasanah (30) menuju salon di Kecamatan Candipuro.
Baca juga: Hidupnya Tak Diharapkan, Ken Arok Justru Menjelma Menjadi Raja Singasari Berkat Keris Mpu Gandring
Pasangan pengantin ini berniat mengikat jalinan cinta secara resmi, usai satu tahun lalu menikah siri.
Sekitar dua jam Nurhadi dan Hasanah berdandan di salon.
Penampilan mereka langsung berubah bak pangeran dan ratu.
Nurhadi mengenakan setelan jas dengan celana kain berwarna hitam, sedangkan Hasanah memakai setelan baju kebaya adat Jawa.
Kemudian, sekira pukul 9.00 mereka kembali ke tempat pengungsian.
"Hati itu rasanya nangis semua serba terbatas. Bayangkan aja mana ada pengantin berangkat sendiri ke salon naik sepeda motor. Apalagi di jalan istriku bilang jangan kenceng-kenceng kalau nyetir, nanti bulu matanya bisa lepas kena angin," ujar Nurhadi.
Sesampainya di posko pengungsi, Hadi meletakan uang tunai Rp100 ribu di meja penghulu.
Di sela-sela Hadi dan Hasanah akan mengucap janji suci, ia cerita sebenarnya tanggal 20 Desember 2021 lalu sudah berniat menggelar pesta pernikahan di rumahnya, di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Akan tetapi, pada akhirnya rencana itu harus gagal karena rumah mereka ambruk terdampak erupsi.
Bahkan, semua kebutuhan sembako yang dipersiapkan untuk hajatan amburadul tertimbun material bangunan rumah.
Pasca kejadian itu, Hadi sempat putus asa bisa segera menikahi Hasanah.
Baca juga: Si Kancil Legenda Persebaya dan Timnas Indonesia, Satu-satunya Pemain Masuk Daftar Sejarah Dunia
Apalagi gara-gara erupsi Semeru dokumen juga kependudukannya hilang.
Bayangannya, dia bisa menikahi Hasanah setelah semua keadaan pulih.
Dia sudah bisa bekerja menambang pasir dan kembali memiliki rumah.
Namun rupanya Tuhan berkehendak lain.
Pasangan ini disarankan oleh salah seorang perangkat desa agar segera menikah, supaya masuk dalam daftar penerima hunian sementara (huntara).
"Jadi ceritanya waktu ada pendataan penerima huntara aku sama istri ditanyai status sama petugas. Aku sama istri bisa dikasih rumah baru kalau surat kartu keluarga sudah jadi satu. Pikirku ini kesempatan, apalagi sebelumnya aku sama istri juga sudah setor syarat-syarat ke KUA," ujarnya.
Baca juga: Identitas Sudah Dikantongi, Polres Lumajang Buru Pria Tendang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semeru
Usai pasangan pengantin ini mengucap janji suci banyak pengungsi dan relawan memberikan selamat kepada pengantin.
Mufidun Amin Sekretaris Desa Penanggal langsung menyerahkan kunci bilik asmara kepada pengantin.
"Bulan madunya di bilik asmara aja," sahut Hasanah sembari tertawa.