Menilik Peluang Emil Dardak dan Bayu Airlangga di Musda Demokrat Jatim, Sama-Sama Punya Basis Kuat?

dua nama bakal kandidat Ketua Demokrat Jatim, dinilai juga merupakan representasi dua kekuatan besar yang masing-masing penting bagi partai.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Yusron Naufal Putra
Bayu Airlangga (kiri) saat bersama dengan Emil Elestianto Dardak (kanan) di satu kesempatan 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Perhelatan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Demokrat Jatim rencananya bakal berlangsung Kamis (20/1/2022) besok.

Sejauh ini hampir dipastikan dua kandidat akan berkontestasi, yakni Emil Elestianto Dardak dan Bayu Airlangga

Nama kedua figur itu masih terus mencuat ke publik sebagai kandidat kuat pada forum Musda yang akan berlangsung di Surabaya.

Bahkan, kedua kubu pendukung sejauh ini saling klaim menyebut paling tepat menjadi ketua definitif DPD Partai Demokrat Jatim periode mendatang. 

Selain merasa jagonya paling pantas, para pendukung keduanya tak jarang juga saling klaim sebagai peraih dukungan solid untuk nyalon sebelum nantinya bakal ditentukan dalam mekanisme fit and proper test yang dilakukan DPP. 

Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam berpandangan Musda kali ini memang sangat krusial untuk Partai Demokrat.

Sebab Jawa Timur merupakan diantara kekuatan besar bagi partai berlambang mercy tersebut. 

Mengerucutnya dua nama bakal kandidat Ketua Demokrat Jatim, dinilai juga merupakan representasi dua kekuatan besar yang masing-masing penting bagi partai.

Sehingga, Musda kali ini merupakan krusial bagi Demokrat. 

"Mas Emil dan Mas Bayu jelas punya plus minus dan jika memilih jalan sendiri-sendiri keduanya potensial kehilangan dukungan dan juga energi," kata Surokim kepada TribunJatim.com, Rabu (19/1/2022). 

Menurut Surokim, Emil yang merupakan Wagub Jatim dan selama beberapa waktu terakhir menjabat Plt Ketua Demokrat Jatim, punya basis kekuatan lebih-lebih di DPP Partai. 

Sementara Bayu, yang merupakan anggota DPRD Jatim dan Plt Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim juga punya basis kekuatan.

Menantu Soekarwo (Pakde Karwo) itu, relatif kuat di jaringan bawah. 

Kedua kekuatan itu, lanjut Surokim, merupakan modal power besar untuk masa depan Partai Demokrat di Jawa Timur.

Menyatukan kedua figur itu merupakan tugas Partai Demokrat jika ingin kuat sebagai partai politik. 

Dalam situasi ini, kata Surokim, kuncinya adalah jalan tengah, mencari formulasi tepat menyatukan dua kekuatan tersebut. 

"Dua duanya penting bagi Demokrat sehingga jalan tengah untuk menyatukan dua kekuatan itu tetap menjadi pilihan ideal," terang Surokim. 

Peneliti senior SSC itu menyatakan jalan tengah turut menjadi hal krusial terlebih kontestasi Pemilu 2024 menjadi agenda terdekat partai politik. 

Penyiapan upaya pemenangan harus dimulai dari soliditas di internal. Sehingga jalan tengah yang mengakomodir masing-masing penting dilakukan. 

"Jika nanti yang terpilih Mas Emil atau Mas Bayu dengan win and lose saling meniadakan maka menurut saya Demokrat Jatim akan tetap menghadapi situasi sulit dan terjal menuju 2024. Energinya akan habis untuk konsolidasi dan sulit untuk ekspansi," jelas Dekan Fisib UTM itu. 

Disisi lain, jika jalan tengah mendapati kebuntuan, Surokim menilai Partai Demokrat juga penting mempertimbangkan munculnya calon alternatif.

Menurutnya calon alternatif juga harus mengakomodir kedua kekuatan penting tersebut. 

"Minimal yang dipercaya kedua kubu, Saya yakin ada jika mau mencari. Kalau jalan menyatukan buntu lalu pilihan jalan sendiri-sendiri keduanya problematik untuk Demokrat ya lebih baik memilih tokoh alternatif," tuntasnya. 
---

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved