Berita Jember
Duka Insiden Ritual Berujung Maut di Jember, Pasutri Meninggal Dunia Tinggalkan 5 Orang Anak Kecil
Pasangan suami istri menjadi korban terseret ombak Pantai Payangan Jember saat mengikuti ritual Kelompok Tunggal Jati Nusantara.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
"Kalau ritual di Pantai Payangan, ayah sudah ikut tiga kali. Yang kedua, sekitar 10 hari lalu," ujarnya.
Amel menceritakan, perjalanan ritual kelompok tersebut. Amel mengetahui karena pernah sekali diajak orang tuanya mengikuti ritual itu.
Mereka memakai kaus hitam berlogo dan bertuliskan nama kelompok mereka yakni Tunggal Jati.
"Semuanya berpakaian hitam," tuturnya.
Setelah berada di tepi pantai, mereka berdiri menghadap ke pantai dengan lengan saling bergandengan. Kemudian mereka duduk, masih menghadap laut.
Dalam ritualnya, mereka membaca sejumlah bacaan seperti sahadat, surat Al-Fatihah, beberapa surat pendek, juga bacaan dalam Bahasa Jawa.
Amel menyebut, ritual itu seakan memanggil ombak.
"Jadi dari ombaknya kecil, sampai besar. Tubuh memang harus terkena ombak. Ritual berakhir dengan mandi di laut," imbuhnya.
Ritual berakhir sekitar pukul 02.00 Wib. Sebab biasanya sekitar pukul 03.00 Wib, Syaiful dan istrinya sudah tiba di rumah, meskipun kadang pernah tiba selepas Subuh.
Ritual dilakukan setiap penanggalan Kliwon di kalender Jawa.
Peristiwa maut yang terjadi dini hari tadi adalah Minggu Kliwon.
Ritual sebelumnya digelar Kamis Kliwon atau Kamis (3/2/2022), 10 hari lalu.
Namun dalam ritual yang terjadi pada Minggu Kliwon, 13 Februari 2022, berujung maut.
Ombak besar menggulung peserta ritual ketika masih dalam tahapan berdiri.
"Mereka berdiri di tepi laut, sedangkan kondisi ombak besar," ujar Kapolsek Ambulu AKP Ma'ruf.
Ombak Pantai Selatan sedang besar memang diakui oleh juru kunci makam Bukit Semboja, Salidin.
"Ombaknya besar, dan sudah saya peseni supaya jangan dekat-dekat laut," ujarnya.
Dalam ritual berujung maut itu, 11 orang meninggal dunia, dan 12 orang selamat.