Erupsi Gunung Semeru

Dua Kali Gunung Semeru Erupsi dalam Sehari, Luncurkan Awan Panas dan Berakibat ini pada Sekitarnya

Erupsi Gunung Semeru luncurkan awan panas guguran yang mencapai 4,5 kilometer, hal ini mengakibatkan daerah di sekitar Gunung Semeru terimbas

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Aqwamit Torik
Istimewa/TribunMadura.com
Visual Gunung Semeru terjadi luncuran awan panas, Rabu (2/3) sekitar pukul 22.16 

TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Erupsi Gunung Semeru berupa guguran awan panas (APG) mengakibatkan sejumlah desa-desa di sekitaran gunung diguyur hujan abu, Kamis (3/3).

Jutaan material vulkanik ini menghujani desa-desa di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro. Kondisi ini membuat warga lereng Gunung Semeru dihantui rasa was-was.

Intensitas hujan abu kali ini cukup deras. 

Secara kasat mata, abu vulkanik itu berbentuk seperti abu semen.

Material ini jika terkena mata bisa membuat pedih.

Baca juga: Gunung Semeru Masih Berderu Hingga Luncurkan Awan Panas, BPBD Berikan Imbauan

Akan tetapi, aktivitas ini lumayan membuat warga was-was sebab keselamatan mereka terancam.

Bahkan, jika menghirup abu vulkanik juga bisa menyebabkan gangguan pernafasan.

Sebab, abu vulkanik tersebut juga mengandung sejumlah partikel seperti silika, kalium, natrium, besi, serta nikel.

“Sebenarnya kami sudah terbiasa dengan hujan abu. Tapi sekarang warga tidak bisa tenang karena masih trauma  erupsi seperti awal Desember 2021 lalu," kata Amin salah seorang warga Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.

Derasnya hujan abu malam ini disebabkan ada jutaan material abu vulkanik yang terbawa angin.

Apalagi Rabu (2/3), Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terjadi dua kali guguran awan panas. Pertama pada dini hari pukul 03.03, lalu malam sekira pukul 22.16.

Status Gunung Semeru saat ini Siaga level III. 

Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang melarang warga tidak beraktivitas di sekitaran sungai yang berhulu dari Gunung Semeru.

Radius yang dilarang 13 kilometer di wilayah Tenggara.

Kawasan tersebut adalah Curah Kobokan.

Selain itu, selama Semeru masih berderu warga juga dilarang melakukan aktivitas di  radius 5 kilometer dari kawah atau Puncak Jonggring Saloko.

Sebab kawasan tersebut  rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved