Berita Blitar
Satpam dan Dua Sopir Dilumpuhkan, Perampok Melenggang Bebas Gasak Sebuah Pabrik Pupuk
Dalam aksinya, para perampok langsung masuk ke dalam pabrik yang seluas 7 hektare (Ha) setelah melumpuhkan satpam dan dua sopir
Penulis: Imam Taufiq | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, BLITAR - Aksi perampokan terjadi di Kabupaten Blitar.
Sasarannya adalah pabrik pengelolaan pupuk organik, yang ada di Desa Tingal, Kecamatan Garum.
Pelakunya terdiri tiga orang dan semuanya bersenjataa parang.
Dalam aksinya, mereka masuk ke dalam pabrik yang seluas 7 hektare (Ha) setelah melumpuhkan tiga orang.
Yakni, satpam pabrik, yang sedang berjaga sendirian, Tulaji (45), warga Lingkungan Satrian, Kelurahan/Kecamatan Kanigoro.
Berikutnya, kedua sopir truk di pabrik itu, yakni Sholikan (30), dan Widiono (52), keduanya warga Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro.
Semuanya dibuat tak berdaya.
Baca juga: Aksi Perampokan di Tuban, Komplotan Pelaku Sekap Korban, Bawa Sajam dan Pistol, Ini Upaya Polisi
Meski tak diikat jadi satu namun ketiga dilumpuhkan dengan diikat kedua kakinya dan kedua tangannya ke belakang.
Bahkan, tidak hanya dibuat tak bisa bergerak namun ketiganya juga dilakban mulut dan matanya.
Setelah ketiganya tak berdaya, uangnya dirampas dan telepon selulernya.
Sebab, mereka itu gagal membuka brangkas meski sudah berhasil masuk ruangan brangkas itu.
"Iya, namun tak ada yang dilukai. Mereka hanya diikat dan dilakban," kata AKP Burhanudin, Kapolsek Garum.
Informasinya, perampokan itu terjadi pada tengah malam atau Jumat (4/2) pukul 00.45 WIB.
Mudahnya pelaku beraksi karena lokasi pabrik itu berada di jalan kampung, yang jauh dari rumah warga.
Dari rumah warga terdekat itu berjarak sekitar 300 meter, dengan kondisi jalan yang sepi jika malam hari.
Itu berada di antara persawahan warga sehingga dari jalan raya Malang-Blitar atau SPBU yang bersebelahan dengan SPBE saja masih sekitar 1,5 km.
Namun, meski jauh dari jalan raya namun jalan di depan pabrik itu merupakan jalan tembus ke gedung DPRD, dengan berjarak sekitar 4 km.
"Tak diketahui, pelaku naik apa karena satpamnya tak mendengar ada suara kendaraan," ujarnya.
Entah, satpam itu memang berjaga sendirian atau temannya absen namun malam kejadian itu, Tulaji sendirian.
Ia lagi berada di dalam pos satpam.
Entah pelaku datang dari arah mana, tak diketahui karena tak terdengar suara kendaraan jenis apapun.
Tahu-tahu, mereka muncul di depan satpam itu.
Padahal, untuk bisa masuk ke dalam pabrik itu tak mudah karena bukan lewat pintu gerbangnya melainkan dengan memanjat pagar tembok setinggi 4 meter.
Lalu ditemukan pagar kawat yang ada di atas pagar tembok itu putus.
Sepertinya, itu bekas dipotong gunting oleh pelaku.
"Tadi, pagi saya ke lokasi karena ittu masuk wilayah kami. Dari lokasi, memang ditemukan seperti itu (diduga pelaku masuk setelah memotong kawat yang ada di atas tembok pagar depan pabrik setinggi 4 meter)," ujarnya.
Begitu berhasil memutus kawat, entah turunnya pakai apa karena harus menuruni pagar tembok setinggi 4 meter itu, pelaku langsung menuju ke pos satpam.
Bersamaan ketiga pelaku masuk ke dalam pos satpam, Tulaji langsung tak bisa melihat apa-apa.
Termasuk, wajah pelakunya lampunya dimatikan oleh pelaku.
Namun, satpam itu sadar kalau dirinya sedang dalam ancaman karena diacungi tiga parang yang dibawa pelaku.
Dalam kondisi tak berdaya itu, dia diikat kedua tangannya ke belakang dengan tali rafia, termasuk ke kakinya.
Dia ditengkurapkan di dalam pos, lalu dilakban mulut dan matanya sehingga bukan hanya susah bergerak namun juga tak bisa berbuat apa-apa.
Setelah itu, uangnya di dalam dompett Rp 1,200 juta dan telepon sululernya diambil.
"Setelah melumpuhkan satpam di dalam pos, pelaku masuk ke dalam pabrik. Sepertinya, tanpa merusak kunci karena mengambil kuncinya yang ada di dalam pos," ujarnya.
Entah apa yang dilakukan di dalam namun sepertinya berusaha membuka brangkas yang ada di ruangan kantor.
Namun, saat beraksi sekitar 30 menit, tanpa diduga pelaku, datang Sholikan, yang akan memanasi truknya.
Ia adalah sopir di pabrik itu dan akan berangkat ke luar kota karena muatan pupuknya sudah di atas truk.
Namun, tanpa tahu apa yang sedang terjadi di pabrik itu, Sholikan dengan santai akan masuk ke kemudi.
Namun, tiba-tiba ia dibuat kaget karena datang tiga orang dan langsung menodongkan parang, sehingga membuatnya terdiam dan ketakutan.
Ia juga langsung dilumpuhkan.