Berita Tuban
Drama Minyak Goreng, Stok Melimpah Ruah saat Subsidi Dicabut, Emak-emak Pilih tak Beli karena Harga
Namun setelah subsidi dicabut, minyak goreng kini melimpah ruah Lapak yang ada di toko retail maupun swalayan, dipenuhi minyak goreng
Penulis: Mohammad Sudarsono | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, TUBAN - Pemerintah telah mencabut subsidi minyak goreng kemasan per Rabu (16/3/2022).
Saat disubsidi Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng Rp 14.000 per liter, setelah harga dibebaskan kini menjadi Rp 23700/liter untuk minyak goreng fortune.
Dari data yang dihimpun, sejak pemerintah menerapkan harga subsidi per 19 Januari 2022, minyak goreng sulit didapat, baik di pasar tradisional maupun di toko modern retail.
Minyak goreng yang disediakan di toko retail pun sering kosong.
Keluhan masyarakat pun tak terbendung, hingga banyak yang menumpahkan kekesalan di media sosial.
Namun setelah subsidi dicabut, minyak goreng kini melimpah ruah. Lapak yang ada di toko retail maupun swalayan, dipenuhi minyak goreng.
Operasional Bravo Supermarket, Affan Arif mengatakan, tidak tahu banyak mengenai ketersediaan minyak pada distribusi tataran atas.
Kalau untuk stok di Bravo sendiri saat ini aman.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Rp 14 Ribu belum Berlaku di Pasar Tradisional Pamekasan, Disuplai Dua Kali Lipat
Kendati saat pemberlakuan harga subsidi minyak goreng dibatasi, namun masih tersedia.
"Saat ini sudah tidak berlaku harga subsidi, per kemarin. Stok aman," ungkapnya, Kamis (17/3/2022).
Sementara itu, Asisten Manager Supermarket Samudra, Imam Wahyudi menerangkan, untuk minyak goreng kemasan sudah tidak lagi harga subsidi, sejak Rabu kemarin.
Sedangkan untuk ketersediaan minyak saat ini aman dan tidak berlaku pembatasan pembelian.
Masyarakat juga banyak yang belum tahu, jika harga sudah tidak lagi subsidi. Sehingga beberapa orang ada yang balik saat mau beli minyak goreng.
"Untuk stok aman, kendati belum banyak merk yang tersedia," pungkasnya.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa merespon kelangkaan minyak goreng di pasaran.
"Produksi minyak di Jatim surplus, saya sudah cek ke pabriknya," katanya seusai meresmikan mall pelayanan publik (MPP) Kabupaten Tuban, Kamis (10/2/2022)
Ia menjelaskan, produksi minyak goreng di Jatim yaitu 63 ribu ton per bulannya. Sedangkan tingkat kebutuhan masyarakat di wilayah yang dipimpin yaitu 59 ribu ton per bulan.
Jadi dengan adanya perbandingan data produksi dan konsumsi tersebut, maka masih surplus 4 ribu ton.
Nah jika masih ada kelebihan dari produksi, mengapa minyak kemasan masih sulit ditemukan di toko retail, bahkan hingga seminggu.
"Ini ada rantai yang terputus, jika antara produsen dengan retail, berarti kendalanya ada di distributor," ungkapnya.
Mantan Menteri Sosial itu juga telah menyampaikan hasil produksi minyak di Jatim ke Menteri Perdagangan, termasuk stok kosong di pasar retail juga disampaikan.
Mendag merespon, meminta tolong kasih kesempatan seminggu akan akan menurunkan minyak curah.
"Dua hari lalu mendag sudah merespon dan akan menurunkan minyak curah," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan saat kedatangan gubernur Jatim di Tuban pada Selasa (1/2/2022). Alfamart jalan Re Martadinata, stok minyak goreng tinggal 6 kemasan ukuran 1 liter.
Sedangkan di Indomaret jalan setempat, stok minyak goreng kosong. Bahkan, terdapat pengunjung yang akan beli minyak goreng harus pulang dengan tangan kosong.
"Cari minyak goreng tapi tidak ada barangnya" kata Sinta sambil menuju pintu keluar didampingi suaminya