Terapi Cuci Otak Gagasan Dokter Terawan Masih Beroperasi, Ternyata ada Pertimbangannya

Achiruddin mengatakan, metode DSA atau cuci otak ini tidak hanya dioperasionalkan oleh dokter Terawan.

Editor: Aqwamit Torik
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Mantan Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto yang saat itu masih menjabat menteri memberisambutan saat pemulangan anak buah kapal (ABK) World Dream yang diobservasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu terkait virus corona, di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Sebanyak 188 anak buah kapal diangkut menggunakan KRI Semarang dari Pulau Sebaru Kecil untuk dipulangkan ke keluarga masing-masing. 

TRIBUNMADURA.COM - Terapi cuci otak yang menuai kontroversi ternyata masih beroperasi.

Diketahui, Metode Digital Subtraction Angiography (DSA) atau terapi cuci otak digagas oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.

Terapi cuci otak itu masih beroperasi di Rumah Sakit TNI (RST) Slamet Riyadi atau dikenal RS DKT Solo, Jawa Tengah.

Padahal Terawan telah mendapatkan rekomendasi pemecatan dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Komandan Komando Resort Militer (Korem) 074/Warastratama, Surakarta Kolonel Inf Achiruddin.


Achiruddin mengatakan, metode DSA atau cuci otak ini tidak hanya dioperasionalkan oleh dokter Terawan.

Achiruddin juga menegaskan, masalah pemecatan adalah masalah personal antara dokter Terawan dengan IDI.

Sementara RS DKT Solo dengan dokter Terawan tidak memiliki masalah sama sekali.

"DSA yang mengoperasionalkan tidak hanya dokter Terawan. Ini ada hubungan pribadi antara urusan personal antara dokter Terawan dengan IDI. Kalau RST dengan dokter Terawan enggak ada masalah," kata Achiruddin dilansir Kompas.com, Selasa (29/3/2022).

Lebih lanjut Achiruddin menuturkan, kesehatan para pasien menjadi pertimbangan mengapa layanan terapi cuci otak masih berjalan.

Namun layanan cuci otak ini terbatas dan hanya diperuntukan bagi anggota TNI dan keluarga prajurit.

Achiruddin menambahkan, dokter Terawan jarang melakukan perawatan langsung dalam terapi cuci otak ini.

Pasalnya dokter Terawan hanya bertugas sebagai supervisi.

"Beliau (Terawan) hanya sebagai supervisi," ujarnya.

Menurut Achiruddin, selama terapi cuci otak beroperasi, hingga kini masih belum ada keluhan yang disampaikan pasien.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved