Ramadan 2022

Kenapa Awal Ramadan di Indonesia Berbeda dengan Negara Lain? Simak Penjelasannya

Namun ternyata awal Ramadan di Indonesia berbeda dengan negara lain. Lalu apa penyebabnya? Simak penjelasan berikut ini.

Editor: Aqwamit Torik
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi Ramadan 

“Ternyata dilaporkan tidak ada yang melihat hilal dalam rukyatul hilal sehingga awal Ramadan ditetapkan jatuh 3 April 2022,” kata dia.

Mengapa Awal Ramadan di Beberapa Negara Berbeda?

Awal Ramadan untuk wilayah Arab Saudi telah dimulai pada Sabtu, 2 April 2022.

Hilal awal bulan suci Ramadan telah terlihat di Arab Saudi pada Jumat (1/4/2022), dikutip dari Arab News.

Muhammad al-Saalih al-‘Uthaymeen, seorang ulama Arab Saudi, menerangkan mengapa awal dan akhir Ramadan di berbagai belahan dunia dapat berbeda.

Hal ini Beliau jelaskan melalui laman Islam Question & Answer.

Awal dan akhir Ramadan didasarkan pada penampakan bulan.

“Maka barang siapa di antara kalian melihat (bulan sabit pada malam pertama) bulan (Ramadan yaitu hadir di daerah tempat tinggalnya), maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut, dan siapa pun yang sakit atau dalam perjalanan, jumlah yang sama [Hari-hari di mana seseorang tidak menjalankan Sawm (puasa) harus diganti] dari hari-hari lainnya. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan Dia tidak ingin mempersulitmu. (Dia ingin agar Anda) melengkapi jumlah (hari) yang sama, dan Anda harus mengagungkan Allah [yaitu mengucapkan Takbir (Allahu Akbar: Allah Maha Besar)] karena telah memberi petunjuk kepadamu agar kamu bersyukur kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah: 185)

Yang tersirat dari ayat ini adalah barang siapa yang tidak melihatnya maka tidak wajib berpuasa.

Dikutip dari laman Kemenag Jawa Barat, seorang ulama Syafi’i, Al Mawardi Rahimahullah mengatakan:

“Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk berpuasa ketika diketahui telah masuk awal bulan. Untuk mengetahuinya adalah dengan salah satu dari dua perkara. Boleh jadi dengan ru’yah hilal untuk menunjukkan masuknya awal Ramadan. Atau boleh jadi pula dengan menggenapkan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.

Karena Allah Ta’ala menetapkan bulan tidak pernah lebih dari 30 hari dan tidak pernah kurang dari 29 hari. Jika terjadi keragu-raguan pada hari keduapuluh sembilan, maka berpeganglah dengan yang yakin yaitu hari ketigapuluh dan buang jauh-jauh keraguan yang ada.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Berpuasalah kalian karena melihatnya, berbukalah kalian karena melihatnya dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika -hilal- itu tertutup dari pandangan kalian, sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian.”

Perbedaan Waktu Bulan Terbit dan Tenggelam

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved