Berita Surabaya
Harapan Wali Kota Eri Cahyadi di Puncak Hari Jadi Kota Surabaya, Atasi Kemiskinan dan Pengangguran
Ekonomi di Surabaya untuk saat ini mengalami pertumbuhan positif, Sekalipun demikian, hal ini ternyata belum berdampak positif
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pada momentum Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-729, Surabaya masih memiliki sederet pekerjaan rumah. Di antara yang menjadi prioritas adalah pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi di Surabaya untuk saat ini mengalami pertumbuhan positif. Sekalipun demikian, hal ini ternyata belum berdampak positif terhadap tingkat pengangguran terbuka (TPT) maupun penurunan kemiskinan.
Ini merupakan salah satu dampak pandemi covid-19 yang menghantam Indonesia sejak awal 2020 lalu. "Pada sektor ekonomi, tahun 2020 kita menghadapi perlambatan ekonomi," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memberikan sambutan pada acara Resepsi Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-729 di Balai Kota, Selasa (31/5/2022).
Di tahun tersebut, pertumbuhan ekonomi di Kota Surabaya terkontraksi pada minus 4,85 persen. Kemudian, membaik di tahun 2021 yang mengalami peningkatan signifikan (ekonomi tumbuh pada angka 4,29 persen).
Sekalipun ekonomi tumbuh di atas 9 poin, ternyata hal ini tak berdampak positif pada kemiskinan dan pengangguran. Sebaliknya, kedua hal ini masih cenderung tinggi.
Baca juga: Surabaya Masuk PPKM Level 1, Wali Cak Eri Tegaskan Rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya Tetap Lanjut
Kumpulan Berita Lainnya seputar Surabaya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Misalnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang pada tahun 2021 belum berkurang secara signifikan. Dari yang awalnya sebesar 9,79 persen di 2020, turun 0,11 di 2020 menjadi 9,68 persen.
Bahkan untuk angka kemiskinan cenderung meningkat. Apabila pada 2020 sebesar 5,02 persen, pada 2021 justru meningkat menjadi 5,23 persen.
Cak Eri menjelaskan, fenomena ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi fokus pada geliat di sektor industri besar. "Sektor yang tumbuh cepat pada tahun 2021 berada pada sektor padat modal," katanya.
Sehingga, solusinya adalah mengungkit sektor padat karya. Di Surabaya, Pemkot ingin lebih banyak masyarakat berwirausaha dengan menekuni berbagai bidang pekerjaan sesuai keahlian masing-masing, termasuk sektor UMKM.
Untuk lebih banyak mencetak tenaga kerja profesional, Pemkot lantas memberikan intervensi. Baik berupa pelatihan, modal usaha, hingga pemasaran.
"Oleh sebab itu, pada tahun 2022 ini, prioritas pembangunan masih akan difokuskan pada pemulihan ekonomi. Utamanya, melalui pendekatan ekonomi kerakyatan dengan pemberdayaan UMKM," kata Cak Eri.
Banyak aset Pemkot yang digunakan sebagai lokasi warga berwirausaha untuk masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Di antaranya, peresmian Gedung Padat Karya berupa Café di Jalan Nias Kecamatan Gubeng, maupun Sentra Menjahit dan Laundry di daerah Prapen Kecamatan Tenggilis Mejoyo,
"Ini menjadi bukti kuat komitmen kita bersama dalam mengurangi angka masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.