Berita Surabaya

Tepis Isu Renggangnya PKB dan PBNU, Pengurus NU Jatim Tegaskan Tidak Ada Persoalan, Hanya Guyonan

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abd Salam Shohib mengungkapkan sebetulnya tidak ada persoalan hubungan keduanya

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Samsul Arifin
Tribunmadura.com/Yusron Naufal Putra
(Foto hanya Ilustrari- Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat memberikan sambutan pada forum silaturahim PBNU, PWNU dan PCNU se Jawa Timur yang digelar di PWNU Jatim, Kamis (17/2/2022). 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Kabar renggangnya hubungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan organisasi Nahdlatul Ulama atau NU belakangan mencuat di publik. Isu ini bergulir, meskipun beberapa kali bantahan dilontarkan masing-masing. 

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua PWNU Jatim KH Abd Salam Shohib mengungkapkan sebetulnya tidak ada persoalan hubungan keduanya. Apalagi, selama ini keduanya memang terbilang beriringan. 

"Tentu, kita sangat familiar di Nahdlatul Ulama itu gegeran berujung ger-geran. Kalau saya mengatakan, sekarang tidak begitu. Tapi, gegeran sambil ger-geran," kata Gus Salam, saat ditemui di Surabaya, Selasa (31/5/2022). 

Secara singkat, Gus Salam menganggap jika ada isu yang menyebut hubungan keduanya berjarak, bisa saja termasuk bagian dari guyonan. Sebab, tak ada persoalan hubungan antara NU dengan PKB

Terkait isu ini sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya juga membantah hubungan PBNU dan PKB merenggang.

Baca juga: Ketum PBNU Gus Yahya Kenakan Peci Hadiah dari Panglima TNI, Gus Yahya: Andika Perkasa NU Juga

Kumpulan Berita Lainnya seputar PBNU

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Gus Yahya mengatakan, dirinya selama ini tidak pernah mengeluarkan pernyataan yang menjurus negatif terhadap siapa pun, apalagi PKB.

“Nah kalau ada yang mengatakan renggang, ya mereka yang merenggangkan dirinya dari NU,” kata Gus Yahya di Kantor PBNU Jakarta, beberapa waktu lalu dikutip dari Kompas.com

Dalam kesempatan tersebut, dia juga meminta partai politik tak menggunakan NU sebagai senjata berkompetisi politik. Gus Yahya menegaskan, larangan tersebut berlaku untuk semua partai politik.

Menurutnya, jika NU terus digunakan sebagai senjata politik, hal itu akan berdampak tak bagus bagi banyak hal.

“Jadi NU itu seluruh bangsa dan ndak boleh digunakan sebagai senjata untuk kompetisi politik. Karena kalau kita biarkan terus-terus begini, ini tidak sehat,” kata Gus Yahya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved