Berita Sampang
Mengenal Sejarah Makam Bujuk Kramat, Lokasi Tradisi Rokat Makam di Desa Plakaran Sampang
Rokat Makam atau warga setempat menyebutnya Rokat Bujuk Kramat dilakukan setiap tanggal satu bulan suro
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Makam Bujuk (Buyut) Kramat menjadi tempat Rokat Makam yang sudah menjadi tradisi oleh warga Desa Plakaran, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura.
Rokat Makam atau warga setempat menyebutnya Rokat Bujuk Kramat dilakukan setiap tanggal satu bulan suro.
Tak hanya itu, kadangkala warga setempat juga melakukan Rokat Bujuk Kramat saat salah satu warga sedang ada hajatan.
Adapun, dalam Rokat Bujuk Makam bacaannya sama dengan ketika tahlilan, diantaranya tawassul, yasinan, tahlil, doa, dan diakhiri makan bersama di makam tersebut.
Makanan yang disuguhkan pada warga oleh penghajat adalah hasil dari bumi seperti singkong.
Baca juga: 4 Bocah di Sampang Hilang Secara Misterius, Ditemukan di Semak Belukar tak Sadar, Diajak Sosok Ini
Kumpulan Berita Lainnya seputar Sampang
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Serta nasi yang berbentuk gunung dan diatasnya terdapat nasi hitam, beserta lauknya seperti ayam dan ikan laut.
Juru kunci Bujuk Keramat, Weki mengatakan bahwa, makam Bujuk Kramat terdiri dari dua makam yakni, makam R. Cokronegoro dan ayahhandanya.
Menurutnya, dalam historinya, dahulu saat penyerangan Mataram pada Madura dari Sumenep hingga Bangkalan, R. Cokronogoro yang dari Sumenep bepergian ke arah barat.
Kemudian dihabisi oleh pasukan Mataram di daerah Sampang, sehingga di makamkan di Desa Plakaran Kecamatan jrengik Kabupaten Sampang.
"Termasuk desa ini, namanya desanya desa Plakaran, iti diambil dari Pangeran Plakaran atau Cokronegoro, hanya saja masyarakat tidak banyak yang mengetahui hal itu," kata Weki, Kamis (2/6/2022).
Pria yang akrab disapa Ba Weki itu melanjutkan jika R. Cokronegoro merupakan keturunan Raja dari Sumenep.
"Cerita ini saya dapat dari embah, tapi saya tidak mengetahui detail silsilah R. Cokronegoro," timpalnya.