Sejarah

Keris ini Bikin Pemiliknya Jadi Raja, Tapi Tumbalnya Justru 7 Turunan, Kutukan Pembuat Jadi Keramat

Keris Mpu Gandring yang digunakan oleh Ken Arok merupakan bukan keris yang baik, tapi malah membawa petaka bagi pemiliknya

Editor: Aqwamit Torik
Wikipedia
Ilustrasi keris, berikut ini keris yang justru membawa malapetaka untuk pemiliknya 

TRIBUNMADURA.COM - Inilah keris yang membawa malapetaka hingga tujuh turunan.

Padahal, keris berikut ini sudah melalui ritual yang tak sembarangan.

Memang bagi masyarakat Jawa, keris sering digunakan untuk berbagai ritual magis.

Selain itu, keris juga dianggap memiliki 'isi' sesuai tujuan pemiliknya.

Maka salah besar bila keris Mpu Gandring yang terkenal itu, yang digunakan oleh Ken Arok merupakan keris yang baik.

Bagaimana dianggap sebagai keris yang baik, kalau ternyata malahan membawa malapetaka bagi banyak 

Pusaka keris koleksi Museum Keris Nusantara di Solo, Jawa Tengah, Rabu (27/2/2019).
Ilustrasi keris - Pusaka keris koleksi Museum Keris Nusantara di Solo, Jawa Tengah, Rabu (27/2/2019). (KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

Baca juga: Keris Lebih dari Simbol Keramat Zaman Majapahit, Gajah Mada Genggam Keris saat Ucapkan Sumpah Palapa

Simak berita lainnya seputar TribunMadura.com di Google News

Karena membawa malapetaka, maka Keris Mpu Gandring bisa disebut sebagai keris buruk, misproduct atau salah kedaden.

Menurut Empu Jeno Harumbrojo, yang adalah empu yang masih berkarya dan tinggal di Desa Gatak, Sumberagung, Moyodan, Sleman, Yogyakarta, proses pembuatan sebilah keris melewati beberapa tahap.

Setiap tahapannya, masing-masing memerlukan ketelitian, kesabaran, dan kerja berat baik jasmani maupun rohani.

“Sebelum memulai pembuatan keris, terutama keris bertuah, saya harus melakukan olah rohani yakni berpuasa memohon kepada Tuhan agar mengabulkan permintaan kita sesuai dengan tujuan apa keris ini dibuat,” ujar Empu Jeno.

Cara berpuasa sebelum proses pembuatan keris pun bermacam-macam, ada yang mutih, ngebleng atau tidur sekali sehari semalam, artinya kalau sudah nglilir (terbangun), meski baru tidur sejam, tidak boleh tidur lagi.

Lamanya berpuasa pun tidak bisa ditentukan, ada yang hanya seminggu, bahkan sampai 40 hari, tergantung jatuhnya ‘pertanda’, dhawuh atau wisik yang diterima empu untuk memulai pembuatan keris.

Saat sang empu melakukan penempaan besi pertama kalinya, tidak boleh dilihat oleh orang lain.

Sebelum mengawali pembuatan keris, maka seorang empu terlebih dulu memilih tosan (besi) dan baja yang disesuaikan dengan ukuran, berat serta model (tangguh atau toya) keris.

Ilustrasi patung Ken Arok dan Ken Dedes -  Kisah cinta tragis Tunggul Ametung disumpahi mertua
Ilustrasi patung Ken Arok dan Ken Dedes - Kisah cinta tragis Tunggul Ametung disumpahi mertua (Wikipedia dan Koleksi Museum Nasional)
Halaman
123
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved