Juragan di Bangkalan Tewas
Kata para Pelanggan Vera's Taylor saat Sang Juragan Ditemukan Tak Bernyawa, Langganan Pejabat
Designer sekaligus juragan, Mujiono (60), warga JL KH Moh Kholil Bangkalan kelahiran Lumajang ditemukan meregang nyawa
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Samsul Arifin
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Bagi kalangan pejabat dan masyarakat kelas menengah ke atas di era 1980-1990 an, nama Vera’s bukanlah tailor brand asing. Kehalusan teknik menjahit dengan dukungan perlengkapan alat jahit konvensional menjadikan baju safari, kemeja, hingga pakaian dinas terasa nyaman dipakai.
Kini, brand Vera’s Taylor bisa jadi tinggal kenangan. Designer sekaligus juragan, Mujiono (60), warga JL KH Moh Kholil Bangkalan kelahiran Lumajang ditemukan meregang nyawa di dalam lapaknya, Pasar Senenan, Kota Bangkalan, Sabtu (30/7/2022).
Namun, almarhum Mujiono merupakan designer kedua. Pendiri sekaligus designer pertama Vera’s Taylor yakni mendiang Jakfar, warga Perumahan Guru di belakang SD Negeri Kemayoran 1, Kota Bangkalan. Istri mendiang Jakfar berprofesi sebagai guru.
“Nama Vera’s itu diambil dari nama anaknya, Vera teman SMP saya. Hasilnya bagus dan memang terkenal di era 1980-1990 an. Itu langganan almarhum Abi (ayah), PNS di Inspektorat. Dulu saya juga pernah menjahitkan baju safari, semacam semi jas ke almarhum Pak Jakfar,” ungkap Kepala Bidang Destinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangkalan, Lailatul Hikmah kepada Surya.
Ia menjelaskan, kehalusan teknik menjahit dengan dukungan peralatan tradisional dan konvensional seperti gunting dan perlengkapan mesin jahit menjadikan karya Vera’s Taylor sangat digemari masyarakat Bangkalan kala itu.
“Sudah terkenal semasa saya SMP, tidak ada lagi ya hanya di Senenan itu. Mungkin sekarang sudah berganti (Mujiono) pemilik karena orang tua teman saya, Vera sudah meninggal. Jadi dulu masyarakat Bangkalan tidak perlu ke Harmonis di Surabaya, cukup di Vera’s Taylor karena memang karyanya sangat bagus,” pungkas ibu yang akrab disapa Ila itu.
Pergantian kepemilikan diakui kerabat almarhum Mujiono, Tarjo. Hal itu disampaikan pria asal Yogyakarta itu usai membantu tenaga medis RSUD Syamrabu mengevakuasi jenazah Mujiono dari dalam lapaknya di Pasar Senenan.
“Betul, Vera’s yang sebelumnya meninggal dunia namun sudah dibeli Mujiono, alih tangan. Almarhum Mujiono bersama saya sejak tahun 1997, bahkan masuk di KK (Kartu Keluarga) saya,” kenang Tarjo kepada Surya.
Baca juga: BREAKING NEWS ; Juragan Jahit di Bangkalan Ditemukan Tewas di Pasar Senenan, Ini Dugaan Keluarga
Mujiono ditemukan meregang nyawa setelah salah seorang anak buahnya terpaksa mendobrak pintu lapak untuk memaksa masuk. Pasalnya, Mujiono dikenal gemar melakukan olahraga bersepeda selepas waktu Shalat Subuh.
“Orangnya sehat, senang berolahraga. Namun kemarin sempat membeli obat pereda nyeri otot Rheumacyl dan minum Tolak Angin sebelum main bulutangkis,” pungkas Tarjo.
Sementara Kepala Pasar Senenan, Sulaiman membenarkan bahwa Mujiono sempat bermain bulutangkis tadi malam namun diantar temannya sekitar pukul 23.00 WIB karena merasa tidak enak badan.
“Bahkan ke Pak Tarjo meminta untuk dibelikan air minum sekitar pukul 23.30 WIB. Almarhum kadang tidur bersama-sama anak buah, kadang tidur sendirian. Keluarganya yang di Lumajang sudah kami hubungi,” pungkasnya.
Sebelum dievakuasi, sejumlah personel Polres Bangkalan tampak melakukan pemeriksaan awal serta mengamankan beberapa dokumen milik almarhum. Jenazah Mujiono akhirnya dibawa ke Kamar Mayat RSUD Syamrabu Bangkalan.