Asal usul Baju Adat Presiden Jokowi Paksian, Dikenakan Saat Sidang Tahunan Jelang HUT Kemerdekaan RI

Baju adat Paiksan Presiden Jokowi menjadi sorotan saat HUT Kemerdekaan RI ke-77. Mengenal baju adat Paksian

Editor: Samsul Arifin
Tangkapan Layar
Baju adat Presiden Jokowi Kenakan Baju Paksian Asal Bangka Belitung dalam Pidato Kenegaraan (YouTube Sekretariat Presiden) 

TRIBUMADURA.COM, JAKARTA - Asal-usul baju adat Presiden Jokowi baju Paksian yang dikenakan saat Sidang Tahunan MPR-RI jelang HUT Kemerdekaan RI.

Baju adat Paiksan Presiden Jokowi menjadi sorotan saat HUT Kemerdekaan RI ke-77.

Mengenal baju adat Paksian, Pakaian Adat Bangka Belitung, Biasa Dipakai Pengantin

Mengutip Kompas.com Paksian merupakan busana pengantin yang khas dari Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Dari buku Storypedia: Nusantara (2013), pakaian adat perempuan di Bangka Belitung dibagian bawah menggunakan kain cual yaitu kain tenun asli Bangka yang berasal dari Mentok dan menggunakan hiasan atau mahkota kepala yang disebut Paksian.

Pengantin perempuan biasanya memakai baju kurung yang berwarna merah dengan bahan kain.

Sementara untuk mempelai laki-laki menggunakan sorban atau yang masyarakat Bangka Belitung sebut sungkon.

Paduan Budaya China dan Arab

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kabudayaan (Kemdikbud), pakaian tersebut memiliki pengaruh dari China dan Arab.

Menurut keterangan baju pengantin perempuan berasal dari negeri China.

Baca juga: DPRD Sampang Gelar Rapat Paripurna Mendengarkan Langsung Pidato Presiden RI, ada Hal Menarik

Konon, menurut cerita ada saudagar dari Arab datang ke negeri China untuk berdagang sambil menyiarkan agama Islam.

Tidak hanya itu tapi juga jatuh cinta dengan seorang gadis China, selanjutnya melangsungkan pernikahan dengan gadis China tersebut.

Dalam proses pernikahan, kedua pengantin memakai pakaian adat masing-masing.

Karena banyak orang-orang China dan Arab yang datang merantau ke Pulau Bangka terutama ke pangkal-pangkal yang merupakan pusat segala aktifitas masyarakat waktu itu ada yang melakukan pernikahan.

Maka banyaklah penduduk Pulau Bangka yang meniru pakaian adat tersebut dan terus berkembang hingga sekarang.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved