Berita Sampang

Penyakit Cacar Monyet Menyebar, Meski Tak Bahaya, Dinkes-KB Sampang Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Bahwa sejak tanggal 13 Mei 2022, World Health Organizatio (WHO) telah menerima laporan kasus-kasus cacar monyet.

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes-KB Sampang, Yuliono. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama


TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Pasca pandemi Covid-19, kali ini masyarakat Indonesia termasuk Kabupaten Sampang, Madura harus menghadapi penyakit lain yakni cacar monyet.


Mengetahui hal itu, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Sampang mengharap agar masyarakat tak panik.


Namun, harus tetap waspada mengingat penyakit monyet tergolong menular dari hewan ke manusia, begitu juga sebaliknya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com


Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes-KB Sampang Yuliono mengatakan bahwa sejak tanggal 13 Mei 2022, World Health Organizatio (WHO) telah menerima laporan kasus-kasus cacar monyet.


Sehingga pemanggilan, Kemenkes RI mengeluarkan Surat Edaran (SE) bertujuan, meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, sebagai kewaspadaan dini terhadap penemuan kasus Camo. 


"Dalam SE itu salah satunya tentang penanggulangan wabah penyakit cacar monyet," ujarnya.


Menurutnya, sejauh ini penyakit cacar monyet tidak berbahaya karena kematian penyakit ini relatif rendah dibandingkan wabah lainnya.


Akan tetapi, apabila terdapat orang tertular penyakit cacar monyet akan berlangsung selama dua hingga empat minggu. 


Kemudian cacar monyet dapat menimbulkan gejala ruam dan melenting khas cacar dan terkadang meninggalkan bekas luka cacar yang susah dihilangkan.


"Cara menularnya cacar monyet ini terjadi melalui kontak langsung dengan orang atau pun hewan yang terinfeksi," terang Yuliono.


Ia menambahkan, meski penyakit cacar tidak berbahaya, namun kalau dibiarkan bakal terus berkembang menjadi berat, bahkan hingga ke kematian (3-6 persen kematian).


Dengan begitu, apabila masyarakat mengidap penyakit tersebut hendaknya segera konsultasi ke pusat kesehatan terdekat karena kewaspadaan adalah paling utama.


"Untuk di Kabupaten Sampang sendiri hingga saat ini masih belum ada warga yang terdampak," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved