Berita Madura
Beka’ Ecotourism Karya Kreatif Masyarakat Lokal Pulau Masakambing Sumenep, Mengkonservasi Kakatua
Alasan utama Pulau Masakambing ditetapkan sebagai KEE karena pulau ini menjadi habitat asli satwa endemik kakatua kecil jambul kuning
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Pulau Masakambing yang berada di Kecamatan atau Pulau Masalembu Sumenep telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) pada 2020 melalui SK Gubenur Jawa Timur (Jatim) dengan No. 188/166/2020.
Kawasan seluas 7,79 Km2 ini ditetapkan sebagai KEE karena wilayah ini berada diluar kawasan konservasi (Kawasaan Perlindungan Alam maupun Kawasan Suaka Alam) sebagaimana diatur UU 5/1990 namun memiliki Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) yang perlu dilestarikan.
Alasan utama Pulau Masakambing ditetapkan sebagai KEE karena pulau ini menjadi habitat asli satwa endemik kakatua kecil jambul kuning (Caccatua sulphurea abbotti) yang saat ini hanya ada 22 -25 ekor saja dialam liar.
Sebagaimana diketahui bahwa kakatua kecil jambul kuning atau kakatua masakambing dan masyarakat lokal biasa menyebut Beka’ adalah satwa yang dilindungi sesuai melalui PP 7/1999.
Demikian juga lembaga konservasi dunia IUCN mengkategorisasikan satwa ini sebagai satwa kritis terancam punah (critically endangered).
Tantangan pelestarian satwa ini demikian besar karena habitat kakatua kecil jambul kuning berada di kawasan pemukiman dan perkebunan milik masyarakat.
Ihsannduin, peneliti dan penggiat konservasi kakatua kecil jambul kuning Masakambing pulau Masalembu dari Universitas Trunojoyo Madura mengatakan bahwa Masyarakat punya persepsi bahwa mereka akan semakin termotivasi dan berkemauan untuk melestarikan kakatua ketika memperoleh manfaat secara ekonomi, salah satunya dengan kegiatan ekowisata.
"Ekowisata akan memberi manfaat ekonomi masyarakat lokal ketika berbagai kalangan khususnya penggiat alam bebas dan pecinta satwa berdatangan ke Pulau Masakambing di Pulau Maalembu," kata Ihsannduin pada TribunMadura.com, Rabu (28/9/2022).
Merespon hal ini masyarakat proaktif menggagas kegiatan ekowisata. Terbaru, mereka menggas adanya paket wisata minat khusus yakni "Beka’ Ecotourism".
Baca juga: Inilah Tanggapan Ketua DPC Demokat Sumenep Soal Lengserya Ketua Fraksi Demokrat, Sudah Koordinasi
Informasi lengkap dan menarik lainnya Berita Madura dan Berita Sumenep hanya di GoogleNews TribunMadura.com
Sebuah paket wisata yang menawarkan pengalaman pengamatan burung kakatua di alam liar (bird watching), atraksi jungle track mangrove, wisata snorkling dan fishing di sekitaran pulau yang sangat luar biasa.
Tak luput wisata budaya yang memang unik. Bayangkan, Meski Masakambing ada di wilayah Sumenep Madura. Namun budaya bugis dan mandar masih sangat kental. akulturasi budaya ini menjadi atraksi kultural yang sangat menarik.
Alam Isilami atau biasa dipanggil alang selaku ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Beka’ Island Desa Masakambing menuturkan bahwa meskipun berada di pulau yang jauh dan terpencil dengan akses transportasi yang sulit, namunihaknya yakin ada wisatawan yang akan datang.
"Memang dengan kondisi geografis Masakambing yang masih memiliki keterbatasan akses dan minimnya fasilitas, maka ekowisata minat khusus menjadi tepat untuk ditawarkan," paparnya.
Masakambing memiliki atraksi ekowisata yang luar biasa, utamanya bagi wisatawan minat khusus atau yang wisatawan bertipe allocentis (wisatawan yang senang berpetualang dan tetap bersedia mengunjungi meskipun dengan fasilitas terbatas).
Atraksi ekowisata di Pulau Masakambing telah dipetakan diantaranya adalah atraksi utama berupa pengamatan aktivitas liar kakatua kecil jambul kuning; atraksi pendukung utama yaitu jelajah hutan mangrove (jungle track mangrove) dan wisata bahari berupa memancing (fishing) dan snorkling; atraksi pendukung lain berupa atraksi jelajah desa dan atraksi sosial-ekonomi budaya masyarakat lokal.
"Tidak salah jika pengembangan ekowisata di Pulau Masakambing menjadikan kakatua kecil jambul kuning sebagai isu utama dengan tagline Beka’ Ecotourism (Beka’ = nama lokal untuk kakatua kecil jambul kuning)," katanya.
Ekowisata dirasa tepat mendukung konservasi kakatua kecil jambul kuning dan memberikan mafaat ekonomi masyarakat lokal, karena kegiatan ini berisi 3 muata utama, yaitu pelestarian, inteprestasi dan keterlibatan masyarakat lokal.
"Maka tidak salah jika pengembangan Beka’ Ecotourism di Pulau Masakambing ini perlu didukung oleh berbagai pihak. Melalui kegiatan ekowisata ini maka selain mampu mendukung upaya konservasi kakatua kecil jambul kuning sebagai ruh utama KEE juga akan memberikan manfaat ekonomi masyarakat lokal," katanya.
"Tak perlu merogoh kocek dalam untuk bisa menikmati Beka’ Ecotourism ini. Hanya dengan biaya kisaran 500 ribu wisatwan akan dilayani oleh Pokdarwis Beka’ Island dan masyarakat masakambing. Transport laut lokal, pemandu, homsetay dan makan adalah fasilitas yang telah ditawarkan," terangnya.