Ternyata Buaya Pernah Berjalan Menggunakan Dua Kaki, Peneliti Ungkap Bukti Nenek Moyang Buaya
Meskipun tidak jelas seberapa cepat monster buaya purba ini berlari, kaki-kakinya yang lebar bisa menangkap mangsa apapun.
TRIBUNMADURA.COM - Binatang purba yang ditemukan kelompok peneliti ternyata membuka dugaan bahwa buaya pernah berjalan menggunakan dua kaki.
Sejumlah bukti dikemukakan oleh peneliti mengenai bukti tentang nenek moyang buaya tersebut.
Bahkan, pada mulanya peneliti menduga bahwa jejak kaki yang ditemukan adalah milik reptil terbang.
Namun kuat dugaan jika jejak kaki itu adalah nenek moyang buaya yang berjalan menggunakan dua kaki.
Baca juga: Arti Kata Geboy yang Viral di TikTok, Apakah FYP dari Lagu Ayu Ting Ting Ting, Ternyata ini Artinya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Pada tahun 2020, sekelompok tim arkeolog dari Universitas Colorado Denver (CU Denver) telah menemukan jejak kaki kuno di dekat Kota Sacheon di Korea Selatan.
Pada mulanya, jejak ini dikira adalah bekas reptil terbang pterosaurus.
Namun, sebagaimana dilansir dari All that's Interesting, mereka mempercayai bahwa temuan ini merupakan nenek moyang buaya bipedal berusia 110 hingga 120 juta tahun.
Jejak kaki sepanjang 23cm ini ada hubunganya dengan crocodylomporh - nenek moyang buaya modern yang berjalan tegak dengan dua kaki.

Para peneliti percaya bahwa jejak ini dibuat oleh buaya dan bukan dinosaurus atau burung-burung dan dinosaurus berjalan dengan jari kaki saja, tetapi buaya memberi tekanan pada seluruh kaki, seperti halnya manusia.
"Ketika dikombinasikan dengan tidak adanya tanda-tanda ekor, menjadi jelas bahwa makhluk-makhluk ini bergerak secara bipedal."
Menurut New Scientist, fosil jejak kaki lebih terpelihara dan lebih rinci daripada yang ditemukan pada 2012 sekitar 50 kilometer jauhnya dari penemuan yang baru ini.
Ditemukan oleh CU Denver, Martin Lockley dan rekan-rekannya, temuan ini menampilkan kulit dari tumit dan jari kaki hewan tersebut.
Menurunt BBC, Lockley dan timnya menemukan hampir seratus jejak-jejak kaki Cretaceous Awal ini.
Diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports , Lockley percaya penemuan yang dijuluki batrachopus grandis ini bisa mengubah cara kita berpikir kita mengenai buaya.