Berita Madura

DKP3 Pamekasan Yakinkan Pupuk Bersubsidi Tidak Langka, Minta Para Petani Masuk ke Poktan

Kepala DKP3 Pameksan, Ajib Abdullah mengatakan, selama ini ketersediaan pupuk subsidi di kios-kios itu ada dan cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman

Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Muchsin Rasjid
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Pamekasan, Ajib Abdullah. 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Meski di beberapa kawasan di Pamekasan, pupuk subsidi kini langka, namun Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKP3) Pamekasan, membantah terjadi kelangkaan pupuk subsidi dan berdalih, tudingan itu dilontarkan petani di luar kelompok tani (Poktan).

Kepala DKP3 Pameksan, Ajib Abdullah, kepada SURYA, mengatakan, selama ini ketersediaan pupuk subsidi di kios-kios itu ada dan cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman.

Hanya saja, yang selalu mengatakan pupuk langka itu masyarakat umum dan petani yang tidak tergabung Poktan.

Baca juga: Covid-19 Tak Goyahkan Batik Gentongan Tanjung Bumi Bangkalan, Tak Putus Memberikan Upah ke Pekerja

Informasi lengkap dan menarik lainnya Berita Madura dan Berita Pamekasan di GoogleNews TribunMadura.com

“Siapa yang bilang pupuk subsidi itu langka, bukan dari petani yang tergabung dalam poktan kan yang mengatakan. Kalau poktan tak akan mengatakan pupuk subsidi langka, karena bila petani itu butuh pupuk subsidi, kios siap melayani,” kata Ajib Abdullah.

Karena itu, kata Ajib, pihaknya meminta agar petani bergabung ke dalam poktan.

Sebab bila masuk poktan dan suatu ketika petani memiliki kepentingan dan kebutuhan pupuk, maupun benih tanamannya, lebih mudah difasilitasi.

Begitu juga, bilamana, terdapat anggota yang mengalami keluhan pada tanamannya, maka untuk penyelesaiannya poktan akan menyampaikan ke instansi terkait.

Ajib mengaku, di Pamekasan masih banyak petani yang tidak mau masuk pada poktan. Alasannya, di antaranya petani tidak cocok dengan kepengurusan poktan.

Ada lagi yang menghendaki ingin mandiri dan faktor lain.

Namun kata Ajib, anggota poktan tidak seenaknya membeli pupuk subsidi, selain berdasarkan kebutuhan sesuai areal dan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) , juga pupuk subsidi hanya diberikan ke petani untuk sembilan jenis tanaman. Yakni, jagung, padi, kedelai, bawang merah, bawang putih, tebu, kakao dan cabe. Di luar komuditas tanaman itu, petani diminta membeli pupuk non subsidi.

Ketua Asosiasi Petani Indonesia (APTI) Pamekasan, Samukrah, mengakui terjadinya kelangkaan pupuk, karena pemerintah membatasi jatah pupuk subsidi.

Sekarang ini, pemerintah hanya memenuhi kebutuhan pupuk subsidi petani sebesar antara 75 – 80 persen. Sehingga sisa kebutuhan pupuk, petani terpaksa membeli pupuk non subsidi.

Selain itu, kata Samukrah, setelah panen tembakau selesai, banyak petani yang membeli pupuk subsidi disimpan di rumahnya untuk persiapan tanaman jagung dan padi. “Jadi, di antara petani yang tidak cepat nebus pupuk subsidi, sekarang di kios pupuk subdisi sudah kosong. Sementara jatah pengiriman dari distributor belum ada, karena masih belum waktunya musim tanam,” kata Samukrah, Minggu (30/10/2022).(sin/muchsin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved