Berita Madura
Dengar Isu Ancaman Usai Mutasi Pejabat, Bupati Pamekasan Ajak ASN Berkolaborasi Pakai Hati
Bupati Pamekasan mengajak para pejabat dan ASN secara umum untuk berkolaborasi demi keberlangsungan pembangunan Pamekasan.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengajak pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat untuk senantiasa menjaga komitmen pengabdiannya kepada agama, bangsa, dan negara.
Dia menyampaikan, para pejabat dan ASN harus bisa memberikan kontribusi besar terhadap agama, bangsa dan negara dengan kerja yang maksimal.
Tentu, sesuai dengan tugas dan perannya masing-masing.
Pesan dia, berkontribusi itu tidak harus menempati posisi tertentu di pemerintahan.
Baca juga: Strategi Pemkab Pamekasan Pulihkan Ekonomi di Sejumlah Sektor Usaha Terimbas Pandemi Covid-19
Informasi lengkap dan menarik lainnya Berita Madura dan Berita Pamekasan di GoogleNews TribunMadura.com
"Kalau saya ini meletakkan jabatan bupati, seperti orang pakai kumis ganteng, ya kumis pasangan saja. Saya tetap berkomitmen untuk tidak ada jual beli jabatan, karena kalau saya tidak melakukan itu berarti saya menelan ludah yang saya sudah buang sebagai wujud dari reformasi birokrasi ini harus terus berjalan," kata Bupati Baddrut Tamam, Kamis (17/11/2022).
Bupati yang akrab disapa Mas Tamam ini melanjutkan, pihaknya beberapa hari kemarin melakukan mutasi jabatan itu sebagai bagian dari ikhtiar membawa pemerintahan yang produktif dengan berbagai dinamikanya.
Bahkan, terdapat isu destruktif dan ancaman lantaran adanya mutasi tersebut.
"Kenapa saya lakukan itu, karena saya harus menjadi negarawan. Apa bedanya negarawan dengan politisi, kalau politisi berpikir pemilu yang akan datang, kalau negarawan berpikir generasi yang akan datang. Kalau saya mencopot pak Totok, pak Alwi dan tidak diberikan posisi tertentu, oleh bupati setelah saya itu akan bilang dia bukan negarawan," jelasnya.
Dia mengajak para pejabat dan ASN secara umum untuk berkolaborasi demi keberlangsungan pembangunan Pamekasan.
Pesan dia, jangan sampai berpikir tidak bisa berkontribusi untuk bangsa dan negara dengan alasan tidak memiliki jabatan di pemerintahan.
"Ayo berkontribusi, karena mati itu kapan saja. Karena mati kapan saja, maka hati kita jangan isi jabatan, kalau gusti Allah tidak ada di hati, maka setelah selesai jabatannya, ya gelisah," paparnya.
Ia juga mengingatkan, para ASN di Pamekasan telah disumpah untuk senantiasa mengabdikan diri kepada agama, bangsa, dan negara.
Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak bekerja maksimal demi kemajuan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).
--