Aksi Guru Ngaji Habisi Nyawa Selingkuhan Usai Berhubungan, Harta Dikuras Demi Susul Istri Sah

Usai menghabisi nyawa selingkuhan, pria ini lalu mengarungi jenazah korban di dalam karung kemudian dibuang.

Editor: Aqwamit Torik
Polres Bogor
Guru ngaji di Bogor nekat habisi nyawa selingkuhan demi jenguk istri sah 

TRIBUNMADURA.COM - Peliknya kisah perselingkuhan yang berujung maut dilalui oleh oknum guru ngaji dengan seorang wali santrinya.

Diketahui, sosok oknum guru ngaji pelaku pembunuhan itu pria berinisial AS (29) yang tega menghabisi nyawa selingkuhannya berinisial LH (41).

Usai menghabisi nyawa selingkuhan, pria ini lalu mengarungi jenazah korban di dalam karung kemudian dibuang.

AS diketahui menghabisi nyawa korban usai berhubungan badan dengan korban di sebuah kontrakan.

Kini pelaku telah diamankan oleh polisi.

Baca juga: Mama Muda Selingkuh dan Kabur dari Suami Sah, Malah Sering Cekcok dengan PIL berujung Maut

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Kasus ini terungkap berawal dari temuan mayat wanita dalam karung di wilayah Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor.

Korban LH (41) yang diketahui merupakan warga Depok itu jasadnya dibuang diwilayah Bogor.

"Saat ini terhadap tersangka sudah kami lakukan penahanan dan sedang dalam proses penyidikan di Satreskrim Polres Bogor," kata Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin kepada wartawan, Rabu (21/12/2022).

Menurutnya, tersangka AS dan korban memilki hubungan terlarang alias berselingkuh selama 2 tahun lamanya.

"Tersangka dengan korban Saudari LH ini memiliki hubungan, korban adalah selingkuhan tersangka," terangnya.

Tak hanya itu, lelaki yang diketahui kesehariannya sebagai driver shoope food itu juga merupakan guru ngaji dari anak korban.

Baca juga: Dipergoki Istri Sah Selingkuh di Rumah Kontrakan, Suami Tega Ini Malah Aniaya Sang Istri, Diseret

"Tersangka juga adalah guru ngaji dari anak korban," kata AKBP Iman Imanuddin.

AKBP Iman Imanuddin menjelaskan, rencana pembunuhan yang dilakukan tersangka AS berlangsung pada 14 Desember 2022 di kontrakan pelaku di wilayah Depok.

Awalnya tersangka berencana akan kembali ke kampung halamannya di wilayah Indramayu menyusul istri sahnya.

Namun, pelaku tidak memiliki uang sampai akhirnya muncul niatan untuk mengambil barang-barang milik korban.

Korban kemudian dipancing dengan iming-iming diberikan uang sebesar Rp 300 Ribu.

"Korban dipancing diajak ke kontrakannya, sempat terjadi hubungan badan, kemudian dilakukan pencekikan terhadap korban," kata AKBP Iman Imanuddin kepada wartawan, Rabu (21/12/2022).

Setelah korban meninggal dunia, pelaku mengambil kembali uang Rp 300 Ribu yang sempat diberikan termasuk barang-barang milik korban berupa HP dan motor.

Kemudian jasad korban dibungkus karung dan dibuang di wilayah Gunungputri, Kabupaten Bogor yang mayatnya kemudian ditemukan warga pada 16 Desember 2022.

"Untuk barang-barang yang lain dibuang dan untuk HP dan motor dibawa ke Indramayu," kata Kapolres.

Menurutnya, pelaku langsung pulang ke kampung halamannya di Indramayu usai membuang jasad korban di Bogor.

"Setelah membuang mayat tersebut pelaku AS lanjut langsung ke Indramayu ke kampung halamannya," tambah Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Yohannes Redhoi Sigiro.

Setelah dilakukan penyelidikan, akhirnya Satreskrim Polres Bogor berhasil menangkap pelaku pada 20 Desember 2022 dini hari.

Baca juga: Pintu Didobrak, Suami Dapati Istrinya Selingkuh dengan Oknum Satpol PP, Tak Pakai Selembar Pakaian

Menurutnya, motif dari pembunuhan yang dilakukan pelaku ini adalah ingin menguasai harta benda korban.

Sebab, tersangka AS tak punya uang untuk pulang kampung bertemu istri sah-nya.

Kemudian pelaku memancing korban untuk datang ke kontrakannya, sempat terjadi hubungan badan lalu pelaku melakukan pencekikan.

"Ketika tersangka ingin kembali ke kampung halamannya di wilayah Indramayu, tidak memiliki uang untuk kembali ke kampungnya, terlintas di dalam pikiran si tersangka untuk mengambil barang-barang yang dimiliki oleh korban. Kemudian korban dipancing diajak ke kontrakannya," terangnya.

Setelah korban meninggal, jenazah korban dimasukan ke dalam karung lalu dibuang di wilayah Gunungputri, Kabupaten Bogor yang mayatnya ditemukan warga pada 16 Desember 2022.

"Ancaman pidana yang menjerat tersangka 20 tahun penjara, seumur hidup atau pidana mati," pungkas Kapolres.

Kasus perselingkuhan lain: wanita dibunuh selingkuhan

Kisah perselingkuhan berujung maut dialami oleh mama muda asal Malang.

Mama muda ini diketahui kabur dari suami sahnya dan menjalani kehidupan dengan selingkuhannya.

Di tempat tinggal yang baru, mama muda ini ternyata sering cekcok dengan PIL-nya (Pria Idaman Lain) tersebut.

Hingga akhirnya tragedi maut terungkap.

Linawati (33), warga Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading yang tewas dibunuh oleh selingkuhannya, Sukarni (30) itu sempat cekcok.

Diketahui Lina yang masih menjadi istri sah Ngadiman (38) sempat kabur dengan Sukarni di Batam. 

Mereka kabur selama empat tahun hingga memiliki anak perempuan yang berusia dua tahun.

Hal ini diungkapkan oleh tetangga korban yang mengetahui kisah Lina.

"Lina itu sudah punya suami, terus suka sama yang bunuh itu. Akhirnya mereka kabur berdua ke Batam," ujar tetangga korban yang biasa disapa Mak Legi. 

Lina yang saat itu kabur dari rumah meninggalkan seorang anak perempuan dan suami sahnya. 

Setelah empat tahun di Batam, Mak Legi mengatakan Lina pulang ke Ampelgading sejak 15 hari yang lalu. 

Lina yang saat itu pulang tak langsung menuju ke rumah suaminya. Ia lebih menuju ke rumah ayahnya di desa lainnya bersama anak perempuan dari selingkuhannya.

"Pulang itu ke rumah ayahnya dulu, terus minta dianterin ke rumah suaminya. Ternyata suaminya masih mau menerima kehadiran Lina," ujarnya. 

Selama di rumah suami sahnya, Mak Legi mengatakan jika sempat berbincang dengan Lina di rumahnya. 

Ibu dari dua anak itu bercerita jika selama di Batam sering terjadi cekcok dengan selingkuhannya, Sukarni.

"Si korban ini bilang, di sana sering berantem. Soalnya ngasih uang sehari-hari itu gak cukup. Buat makan aja juga gak cukup," ucap Mak Legi.

Ia meneruskan, sejak terjadi cekcok, Lina pun mengancam untuk pulang ke rumah dan kembali ke suaminya.

Dan suatu hari, Lina memutuskan untuk pulang ke Ampelgading dengan anak perempuannya tersebut. 

Menurut penuturan Mak Legi,  saat di rumah Lina sempat melakukan panggilan telepon dengan Sukarni. 

"Di rumah juga mereka telponan, masih berantem juga. Tapi Lina gak cerita ke saya apa yang dibicarakan," tutur perempuan berusia 60 tahun itu. 

Hingga tiba hari di mana Lina dibunuh, Mak Legi begitu syok setelah mendengarnya. Padahal dua hari yang lalu, mereka masih saling bertegur sapa.

Menurutnya, Sukarni tiba dari Batam ke Dusun Licin pada waktu malam hari sebelum ia melakukan aksinya tersebut. 

Bahkan kepulangan Sukarni tidak ada yang mengetahuinya. 

Diduga Sukarni pulang dengan menyelinap tanpa menuju ke rumahnya yang ada di Dusun Licin.

"Sepertinya pulang pas malam hari sebelum kejadian. Orang sekitar aja gak ada yang tahu, ibunya juga posisi tidak di rumah," ucapnya.

Saat kejadian, ia mengatakan jika anak pertama Lina yang berusia lima tahun meminta tolong kepada tetangga jika ibunya telah telah dibunuh oleh Sukarni.

Menantu dari Mak Legi pun ikut menghampiri kediaman Lina untuk memastikan apa yang terjadi. 

Ketika sampai di depan rumah, menantu Mak Lina syok ketika melihat Sukarni keluar dari rumah memegang senjata tajam yang berlumuran darah.

"Menantu saya lihat Sukarni pegang pisau terus ditodongkan kan juga. Menantu saya sampai jatuh saking takutnya," ujarnya. 

Karena tidak berani melawan, Sukarni langsung lari menuju ke arah perkebunan di dekat rumah Lina. 

Seketika warga pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ampelgading. 

Hingga sampai saat ini polisi masih mengejar keberadaan Sukarni.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved