Sinyal Reshuffle Menteri, Pengamat Sebut Jokowi Tak Ambil Langkah Ekstrim, NasDem Jadi Sasaran?

Isu reshuffle kali ini sepertinya memang lebih banyak didorong oleh kepentingan politis terkait dengan konstelasi koalisi menuju Pilpres 2024. 

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Aqwamit Torik
BPMI Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait perkembangan Covid-19 varian Omicron, di Istana Merdeka, Kamis (16/12/2021). 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Sinyal perombakan kabinet kerja pemerintahan atau reshuffle beberapa hari ini tengah mengemuka.

Sekalipun kocok ulang kabinet merupakan hak prerogatif Presiden, namun banyak persepsi bahwa sinyal ini juga ada kaitan dengan peta politik jelang kontestasi Pilpres 2024.

Misalnya, dikaitkan dengan imbas langkah Partai NasDem yang telah terang-terangan mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk Pilpres mendatang.

Sehingga, banyak yang menduga menteri dari Partai NasDem bisa saja dirombak.

Baca juga: Susunan Lengkap Menteri Terbaru di Kabinet Indonesia Maju, Ada 2 Menteri dan 3 Wakil Menteri Baru

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Peneliti senior dari Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam berpandangan, isu reshuffle kali ini sepertinya memang lebih banyak didorong oleh kepentingan politis terkait dengan konstelasi koalisi menuju Pilpres 2024. 

Kendati begitu, Surokim memandang Jokowi tidak akan mengambil langkah ekstrim dengan mereshuffle semua menteri jatah parpol yang dianggap sudah tidak sejalan dengan presiden.

"Saya pikir Presiden Jokowi akan tetap mempertimbangkan dan menghindari kegaduhan keras. Dan opsi yang masuk akal ya mengurangi jatah menteri dari parpol yang dianggap sudah tidak sejalan, semacam memberi warning saja dengan mengurangi jumlah jatah menteri," katanya, Minggu (25/12/2022).

Surokim menilai hal yang wajar jika posisi Menteri Partai NasDem juga dikaitkan seiring sinyal perombakan kabinet. Sebab, dinilai hanya NasDem parpol koalisi yang secara kasat mata nampak mengambil jalan berbeda dengan Jokowi.

"Sebagaimana yang saya katakan tadi kepentingan politis reshuffle kali ini lebih mengedepan," ucapnya.

Disisi lain, Dekan Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura itu menyinggung soal berbagai hasil lembaga survei termasuk nasional.

Yakni, sejatinya masyarakat berharap Menteri selaku pembantu Presiden bisa fokus menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini dan tidak terpecah pada urusan politik.

Sehingga publik berharap para menteri bisa fokus bekerja tanpa terganggu oleh tarik ulur politik menuju 2024. Nah, jika dikaitkan dengan reshuffle bisa jadi yang punya peluang diganti adalah menteri yang berasal dari jatah parpol. "Dan jika ingin menjawab ekspektasi publik maka peluang menganti menteri dari kalangan profesional saya pikir bisa menjadi opsi presiden," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, rumor perombakan kabinet alias reshuffle oleh Presiden Jokowi kembali mengemuka.

Kali ini sinyal itu justru datang dari Jokowi, meski Presiden tidak secara gamblang menyebutkan kapan hal itu akan dilakukan. 

Sinyal itu disampaikan Presiden Jokowi seusai meresmikan Bendungan di Kabupaten Bogor, Jumat, (23/12/2022) lalu.

"Mungkin (reshuffle),” kata Presiden ketika itu dikutip dari Tribunnews.com

Santer beredar bahwa yang direshuffle kali ini adalah tiga menteri Nasdem.

Yakni, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo; Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar dan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate.

Desakan mendepak Nasdem dari kabinet menguat setelah keputusan Partai NasDem mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Sejumlah kelompok pendukung Jokowi tak suka NasDem mendukung sosok yang dinilai bertentangan dengan Jokowi secara politik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved