Nelayan Bangkalan Ditemukan
Isak Tangis Iringi Kedatangan Jasad Nelayan Bangkalan di Rumah Duka, Rekan Korban Seakan Tak Percaya
Jasad Iwan (43), nelayan asal Kampung Bandaran, Kelurahan Pangeranan ditemukan mengapung terlentang di tengah laut perairan Karang Jamuang, Bangkalan
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Kiasan a bental ombe’ a sapo’ angen atau berbantal ombak berselimut angin dalam lirik lagu khas Bangkalan, ‘Tandu’ Majeng’ menjadi cermin kerasnya hidup nelayan.
Jasad Iwan (43), nelayan asal Kampung Bandaran, Kelurahan Pangeranan ditemukan mengapung terlentang di tengah laut perairan Karang Jamuang, Bangkalan, Senin (2/1/2023) pagi.
Suara tangis mendadak pecah menyeruak di sela deru bunyi knalpot kendaraan bermotor, begitu sebuah mobil ambulan tiba di rumah isteri almarhum, Kampung Kidul Dalam, Kelurahan Kraton.
Tidak hanya isteri dan sembilan orang anak yang merasa ditinggalkan, wajah-wajah sendu juga tersaji dari para nelayan yang turut mengantar.
Bahkan tanpa lelah, mereka kompak ikut mencari Iwan di tengah laut dalam tiga hari terakhir.
Baca juga: BREAKINGNEWS : Nelayan Bangkalan Ditemukan Mengambang di Tengah Laut Perairan Karang Jamuang Gresik
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
“Setelah menebar jaring, ya tidak ditinggalkan, melainkan ditungguin di tengah laut. Mungkin ketika saat menarik jaring, sisa dua renteng jaring, mungkin diterjang ombak. Kemarin jaringnya ditemukan di lokasi tempat almarhum menebar jaring, di kedalaman sekitar 4 meter hingga 5 meter,” ungkap Ahmad kepada Tribun Madura di rumah duka,
Ahmad dan para nelayan Kampung Bandaran dan Pangeranan bergabung bersama unsur personil Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan, Satpolair Polres Bangkalan.
Jasad Iwan ditemukan di sisi timur perairan Pulau Karang Jamuang Bangkalan, sekitar 6 mil atau 10 KM dari tempat almarhum menebar jaring. Jenazahnya diturunkan dari perahu di pesisir Geladak Lanjeng, Desa Kramat, Kota Bangkalan atau sejauh sekitar 4 KM dari pesisir kampung halamannya. Itu dikarenakan, ketinggian air di bibir pantai Kampung Bandaran sedang surut.
“Lokasi tambatan perahu almarhum, berjejer dengan perahu saya. Tetapi dia selalu berangkat sendiri, a telajeng meski di tengah kondisi angin dan ombak besar seperti sekarang,” jelas Ahmad dengan nada seolah tak percaya.
Seperti diketahui, Iwan dinyatakan hilang setelah seorang nelayan menemukan sebuah perahu tanpa awak dengan posisi terbalik dan mengapung di tengah laut, Sabtu (31/12/2022) sekitar pukul 16.00 WIB.
Satu jam berselang, para nelayan sudah berada di lokasi kejadian dan memastikan bahwa perahu tersebut milik Iwan.
Beberapa sebelum dinyatakan hilang, lanjut Ahmad, hasil tangkapan berupa kepiting yang diperoleh Iwan mencapai 7 KG bahkan hingga 8 KG per hari.
Jerih payahnya itu merupakan hasil tangkapan luar biasa, di atas rata-rata para nelayan lainnya.
“Teman-teman biasanya dapat satu hingga dua kilogram. Mungkin karena hasil tangkapan melimpah, jadi bersemangat. Almarhum berangkat pada Sabtu sekitar pukul 03.00 WIB, tiba di lokasi biasanya sekitar pukul 05.30 WIB dan menunggui jaring. Mestinya pada pukul 11.00 WIB seperti sekarang ini sudah pulang,” jelas Ahmad.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.