Berita Madura

PAD RSUD Waru Pamekasan Meningkat Rp 3 Miliar, Bupati Baddrut Tamam Berencana Naikkan Insentif

Capaian itu merupakan dampak dari upaya peningkatan pelayanan yang mendapat respons positif dari masyarakat

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Kuswanto Ferdian
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam bersama Wakil Bupati Pamekasan Fattah Jasin saat mengunjungi RSUD Waru. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waru, Pamekasan, Madura mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) secara signifikan dalam dua tahun terakhir.

Tahun 2021 lalu, terdata RSUD Waru meraup PAD sekitar Rp 1,5 miliar.

Namun pada tahun 2022 ini meningkat hingga mencapai Rp 3 miliar.

Capaian itu merupakan dampak dari upaya peningkatan pelayanan yang mendapat respons positif dari masyarakat.

"Saya sampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada pak direktur dan seluruh karyawan, tidak mudah mendorong pendapatan Rp 1,5 miliar ini menjadi Rp 3 miliar. Ini sudah kerja luar biasa," kata Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, Kamis (12/1/2023).

Baca juga: Tiga Sosok Calon Sekda Pamekasan yang Lolos, Pilihan ada di Tangan Bupati Baddrut Tamam

Pihaknya berencana menaikkan insentif jasa pelayanan terhadap karyawan RSUD Waru dengan catatan agar terus meningkatkan kinerja, dan pelayanan kepada masyarakat. 

Karena sejatinya, rumah sakit plat merah di wilayah pantura tersebut telah berstatus badan layanan umum daerah (BLUD) yang memiliki kewenangan tersendiri dalam mengelola keuangannya.

"Bisa enggak kita bekerja lebih luar biasa lagi, kira-kira langkah luar biasa apa lagi yang bisa kita lakukan di 2023 ini. Kalau cara itu yang bisa kita lakukan, oke jasa pelayanan bisa naik," janjinya.

Bupati berkomitmen menaikkan tunjangan tambahan penghasilan pegawai (TPP) bagi aparatur sipil negara di lingkungan Pemkab Pamekasan sebagai reward dari kerja luar biasanya, sehingga Pamekasan masuk dalam 10 besar kabupaten terinovatif di Indonesia dari Kementerian Dalam Negeri RI.

"Kenapa kita berani menaikkan TPP, karena kita ini berdasarkan reward and punishment. Antara reward and punishment ini harus seimbang. Yang repot itu mau pendapatan banyak, tetapi tidak mau bekerja luar biasa," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved