Ramadan 2023
Hikmah Ramadan: Keindahan Sosial Ramadan
Teguhkanlah bahwa kebesaran dan kemegahan dalam bentang semesta merupakan gelombang kecil pada genggam kuasa-Nya.
Oleh: Suparto Wijoyo
Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, dan
Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup-SDA MUI Jatim
TRIBUNMADURA.COM - Pada Ramadan 1444 H ini saya menemukan dua keindahan besar. Soal terawih dan bukanya warung sebelah.
Terawih Adalah Keindahan
Saya tertegun. Subhanallah. Segala puja bagi yang memuja dan segenap puji untuk yang memuji. Kepada-Nya dipersembahkan. Teguhkanlah bahwa kebesaran dan kemegahan dalam bentang semesta merupakan gelombang kecil pada genggam kuasa-Nya.
Tataran bima sakti yang membersitkan gerak galaksi dan memanggungkan putaran bintang-gemintang, bulan, bumi maupun matahari, berikut planet-planet yang berjibun jumlahnya, sejatinya hanyalah seberkas “jasad renik” dalam arasy-Nya. Pelajarilah bagaimana planet-planet itu dalam Alquran dikreasi hingga diwerdikan sebagai bagian kecil saja dari tanda-tanda “maghligai otoritas-Nya”.
Untuk itulah Allah swt memerintahkan agar manusia senantiasa berfikir, karena di setiap dirinya ada separangkat “jaringan elektronik humanis” guna mendayagunakan akal. Berpikir adalah seruan-Nya dalam serumpunan firman-Nya. Maka bertadabburlah (“mengkaji secara tekstual”) atasseluruh “indikator-indikator” kinerja alam semesta dalam Alquran tanpa henti, sambil bertafakkur (“mengkaji secara kontekstual”) pada setiap percikan karya cipta-Nya.
Pandangkan sorot mata ke segala arah, engkau akan menyaksikan ketidakterhinggaan sumber ilmu. Setiap titik koordinat yang mampu dijangkau oleh panca indra pastilah menyentuh kosmologi yang Allah swt telah perhelatkan.
Tengoklah dengan dongakan berapapun derajatnya dan rebahkan badanmu sampai pada lengkung sujud manapun, dan berpalinglah ke kanan, ke kiri, bahkan ke bawah sampai dlosor, kau akan menyemai “tikar-tikar” iman yang semakin menebal, apabila mau mempergunakan daya pikirmu. Jumputlah setiap debu yang kalian dapati, disitu kan kautemukan partikel pembentuk gumparan tanah yang dapat menghasilkan berjuta lembar halaman buku untuk menerangkan asal-muasal materinya.
Sampai pada lingkup inilah saya semakin memahami, mengapa dalam Islam diutamakan bagi awam separti saya untuk lebih memikirkan apa yang seharusnya ditadabburi dan ditafakuri pada batasan di luar eksistensi Tuhan. Pikirkanlah ciptaan-Nya daripada engkau menjelajahkan nalarmu untuk Sang Gusti Allah swt.
Pada jelang sepekan ini saya terpesona atas hadirnya lingkar penjelajahan ruhani yang mendebar dengan sukma yang membuncahkan rindu Ramadan. Ini kali saya menyaksi sesuatu yang semula hanya sederet pejalan kaki untuk kemudian membentuk formasi yang menggelombang memanjang dengan pakaian mukena yang tampak memancarkan cahaya.
Saat azan berkumandang menandakan waktu shalat isya’ yang berbalut “lencana” tarawih, setarikan nafas yang terhela lega, saya menafsir satu-persatu kaum penyemat mukena itu ke luar seperti “sepasukan semut” yang beriring berjalan, sebelum akhirnya “membanjiri” jalanan untuk “bersembunyi” di ruang-ruang masjid di setiap jengkal kawasan yang dihuni pengiman Islam. Imajinasi saya meluncur ke arah kisah Nabi Sulaiman AS yang membawa pasuken super jumbo, dan para semut itu tersentak kaget dan bergerombol menepikan diri agar tidak terinjak pasukan superpower Sulaiman AS.
Sungguh pergerakan “mukena putih” itu berkelebat membentuk formasi yang sangat terang arah yang hendak ditujunya: untuk menghantarkan raga bersukma iman yang menyimpuhkan diri di rumah Allah swt dengan cita rasa paling sempurna: meraih derajat orang beriman.
Orang yang Berhak Mendapatkan Zakat Fitrah di Bulan Ramadan, ada 8 Golongan yang Menerima |
![]() |
---|
Hikmah Ramadan: Spirit Memulai Usaha Halal |
![]() |
---|
Dirut BANI Group dan Brigjend TNI Terry Tresna Purnama Silaturrahmi Sekaligus Santuni Anak Yatim |
![]() |
---|
Hikmah Ramadan: Taubat yang Diterima |
![]() |
---|
Ciri Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar, Kebiasaannya Berubah? Simak Penjelasan Buya Yahya |
![]() |
---|