Berita Situbondo

Angka Kekerasan Perempuan dan Anak di Situbondo Meningkat, Bupati Situbondo: Cari Formula Menurunkan

Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Situbondo, cenderung terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Penulis: Izi Hartono | Editor: Ficca Ayu
TribunMadura.com/Izi Hartono
Bupati Karna saat menyerahkan penghargaan kepada Kepala Desa Olean saat pengukuhan Forum Puspa Rengganis di Pendopo Kabupaten Situbondo. 

TRIBUNMADURA.COM, SITUBONDO - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Situbondo, cenderung terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Bahkan, sejak bulan Januari hingga April 2023 ini, jumlah angka kekerasan perempuan dan anak mencapai sebanyak 24 kasus.

Meningkatnya kasus kekerasan perempuan dan anak ini, diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana, Muhammad Imam Darmaji, saat pengukuhan Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa)  Rengganis di Pendopo Kabupaten Situbondo, Selasa (02/05/2023).

Menurutnya, angka kekerasan perempuan dan anak di Situbondo memang naik, untuk tahun 2021, jumlah kasus kekerasan dan anak di Situbondo mencapai sebanyak 46 kasus, sedangkan di tahun 2022 jumlahnya sebanyak 84 kasus.

Baca juga: Satpol PP Tulungagung Buru Pengamen yang Pukul Mobil Warga di Simpang Empat Jepun

Baca juga: Nasib Pengantin Baru yang Dibully Kini Ketiban Berkah, Warganet Komentar Nyinyir Soal Kain

"Di tahun 2023 ini saja,  jumlah kekerasan perempuan dan anak sudah mencapai sebanyak 24 kasus," ujar Muhammad Imam Darmaji.

Imam menjelaskan, ada banyak kekerasan yang terjadi, diantaranya kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual dan bully.

"Untuk mencegah kekerasan terjadi, kita sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan memperluas jaringan. Sehingga setiap ada kejadian terlaporkan dan tertangani," jelasnya.

Sementara itu, Bupati Situbondo, Karna Suswandi mengatakan, pihaknya akan memfungsikan UPTD PPA agar bisa bersinergi dengan Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Rengganis tersebut.

Baca juga: Fikayo Tomori Bikin Klub Liga Inggris Berduyun-duyun Nonton Pesonanya saat AC Milan Lawan AS Roma

Baca juga: VIRAL 2 Wanita Terperosok ke Septic Tank sampai Basah Kuyup saat Pesta, Warganet Sentil Punya Hajat

"Tentu nanti kita mencari formula untuk berupaya menurunkan angka kekerasan perempuan dan anak itu," kata pria asal Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa ini.

Saat ditanyak penyebab tingginya kekerasan perempuan dan anak itu, mantan Kadis PUPR Lumajang ini menjelaskan ada banyak hal penyebabnya, namun yang jelas kekerasan itu terjadi dipicu masalah keluarga yang perlu mendapatkan percermatan semuanya.

Dengan adanya Puspa ini, lanjutnya, diharapkan kedepannya bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat dikendalikan.

"Kira harapkan Puspa bisa menekan terjadinya kekerasan, terutama pada perempuan dan anak di Situbondo," pungkasnya.

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved