Berita Jember

Ada Caleg Titipan Kiai, Elit Gerindra Jember Pilih Mundur dari Pencalegan Pemilu 2024

Pria asal Kecamatan Kencong Jember menyatakan mencabut berkas pendaftaran sebagai Caleg di Daerah Pemilihan (Dapil) 6 Jember Pemilu ini

Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Imam Nawawi
Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Jember Moh. Sholeh saat jumpa pers. 

TRIBUNMADURA.COM, JEMBER - Moh.Sholeh Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Jember menyatakan mengundurkan diri sebagai Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Pemilu 2024.

Pria asal Kecamatan Kencong Jember menyatakan mencabut berkas pendaftaran sebagai Caleg di Daerah Pemilihan (Dapil) 6 Jember Pemilu ini.

Menurut Sholeh , pengunduran diri tersebut karena ada penetapan dan penjaringan Bakal caleg dari DPC Gerindra Jember, yang tidak sesuai dengan kaidah organisasi partai.

"Jadi rapat-rapat itu tidak ada, jadi hanya berdasarkan asal pencomotan saja. Kesalahan yang secara prinsip itu, berdampak pada diri saya," katanya, Senin (15/5/2023).

Sholeh menilai pengabdiannya di partai berlambang burung garuda tersebut sejak 2011, rupanya tidak dijadikan prioritas saat penerapan Bacaleg Pemilu 2024.

Baca juga: Partai Gelora Pamekasan Jadi Pesaing Partai Besar di Pileg 2024, Inilah Sosok RKH Moh Amin Rifqy

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

"Saya diberi tahu oleh Ketua, katanya saya itu awalnya di taruh nomor urut 01 Dapil 6 Jember. Tetapi akhirnya saya harus digeser jadi nomor urut 02. Karena ada titipan dari Kiai besar di Jember yang mencalonkan cucunya di Gerindra dapil 6, dan minta mendapat nomor urut 01," katanya.

Padahal kelayakannya menjadi caleg sangat minim. Kata Sholeh, yang bersangkutan juga bukan dari pengurus ataupun kader Gerindra sama sekali.

"Pengurus bukan, kader juga bukan. Karena ini partai bukan segerombolan seharusnya disesuaikan dengan prinsip kepartaian. Maka dari itu saya berkirim surat ke DPC pada tanggal 11 Mei 2023 kemarin, untuk mencabut pencalegan saya,"paparnya.

Sholeh mengaku kecewa, pengabdiannya di Partai Gerindra tidak pernah ternilai sama sekali. Karena dipaksa harus mengalah pada sorang titipan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

"Karena secara ideologi belum memenuhi kelayakan jadi Caleg. kalau yang bersangkutan jadi, jadi apa partai ini nantinya. Dan saya akan mengambil langkah untuk bersurat di DPP seusai dengan dinamika yang ada nantinya," imbuhnya.

Menanggapi hal ini, Ketua DPC Partai Gerindra Ahmad Halim mengaku mengapresiasi keberanian Moh. Sholeh dalam mengambil sikap tersebut.

"Dan nanti akan kami cek, langkah-langkah beliau selanjutnya.karena tidak boleh ada paksaan dalam pencalegan," tanggapnya.

Halim mengakui kalau penetapan Bacaleg tersebut adalah kewenangan dari DPP Gerindra. Bahkan pada saat memasukan Sistem Informasi Calon (Silon) itu semua dari pusat.

"Karena Pemilu sekarang cukup berbeda dari sebelumnya. Dan semua keputusan mutlak itu berada di ketua umum partai. Saya rasa mekanisme semua partai seperti itu," jlentrehnya.

Pria yang menjabat sebagai Wakil Ketua 2 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember ini menilai mundurnya kader saat pencalegan adalah hal yang biasa dan lumrah terjadi.

"Bahkan beberapa juga ada yang pindah partai, seperti Pak Dedy dari Golkar pindah ke Geridra. Bahkan ada yang tingkat dua itu dari Nasdem pindah ke Gerindra," pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved