Berita Lumajang

Mitos Situs Batari Durga Bangunan Bersejarah yang Terbengkalai di Lumajang, Didiami Penunggu

Bangunan situs yang diduga candi peninggalan peradaban Hindu tersebut berdiri dengan struktur batu bata merah

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/Erwin Wicaksono
Situs Batari Durga, Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang tampak terbengkali sejak ditemukan pada 2015 silam. 

TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Situs Batari Durga, Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang tampak terbengkali sejak ditemukan pada 2015 silam. 

Bangunan situs yang diduga candi peninggalan peradaban Hindu tersebut berdiri dengan struktur batu bata merah.

Tampak ukiran relief kuda dengan bunga hias masih terlihat dari gundukan batu bata di sisi atas situs.

Warga setempat bernama Satuhan (50) mengatakan Situs Batari masih rutin dikunjungi umat Hindu dari berbagai daerah bahkan dari Pulau Bali untuk memanjatkan doa. Terlihat di gundukan bata terdapat sesajen yang masih baru.

"Walaupun kondisinya seperti ini, masih rutin dikunjungi umat Hindu. Biasanya datang pada hari Kamis pada peringatan-peringatan tertentu," ujar Satuhan saat ditemui di lokasi Situs Batari, Jumat (9/6/2023).

Baca juga: Sejarah dan Mitos Gunung Lemongan Lumajang, Gunung Berapi Lama Tertidur, Juru Kunci Mbah Citro

Kata Satuhan, Situs Batari berada di tanah milik keluarganya dengan dikelilingi lahan tebu dan kebun jeruk. Warga pun memagari situs tersebut dengan seadanya. 

"Yang menjaga ya saya dan warga sekitar," tuturnya.

Menurut dugaan Satuhan, bangunan Situs Batari mungkib begitu besar. Nampak bagian besar bangunan masih terpendam di bawah tanah. Bagian situs yang menjorok ke atas tanah saat ini diduga puncak bangunan situs tersebut.

Kendati penasaran dengan bentuk asli Situs Batari, Satuhan menuturkan jika dirinya bersama warga tidak berani melakukan penggalian untuk menemukan bentuk asli bangunan bersejarah itu.

Satuhan dan warga percaya bangunan situs tersebut didiami oleh penunggu tak kasat mata. Alhasil, jika keberadaan penunggu itu diusik, maka Satuhan percaya hal buruk akan datang.

"Gak berani, ada penunggunya. Kita semua menghormati penunggu di sini (Situs Batari) jadi gak berani menggali. Meskipun secara bentuk itu bangunan utuhnya masih terpendam di bawah," paparnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved