Berita Probolinggo

Pengrajin Pisau Kebanjiran Order Jelang Idul Adha, Pelanggan dari Madura Juga Mendominasi

Bila ditotal, dia telah menerima pesanan pisau 300 buah.  Sementara, momen di luar Idul Adha, dia hanya mendapat pesanan 10-15 buah pisau saja

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Danendra Kusuma
Roni Sudarmanto (29) warga Jalan Manggis, Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo tengah mengasah menggerinda pisau, Minggu (18/6/2023). 

Dia menyebut, ada beragam jenis pisau yang dijual, antara lain pisau untuk menyembelih maupun menguliti hewan kurban, pisau buah, dan pisau sayur. 

Roni membanderol harga pisau dikisaran Rp 10.000-Rp 300.000. 

Ukuran mata pisau yang tersedia mulai 8 cm sampai 40 cm. 

Sedangkan, mata pisau sendiri dibuat dari bahan baja, stainless, gergaji selendang, dan cakram. Roni mendapatkan bahan-bahan itu dari pengepul besi serta barang-barang bekas di Kota Probolinggo

"Bentuk pisau bisa menyesuaikan pesanan pelanggan. Untuk gagang dan sarung pisau terbuat dari kayu sonokeling yang diukir. Saya juga bisa membuatkan tempat pisau dari kayu yang bisa ditempel di dinding agar aman dari jangkauan anak-anak," urainya. 

Roni menjelaskan, proses pembuatan pisau berkualitas terbaik memakan waktu 2 hari. 

Prosesnya, awalmula bahan dibakar, ditimpa, dibentuk menggunakan gerinda, pengasahan, dan penghalusan. 

"Saat membuat saya selalu berselawat. Hal ini agar orang yang menggunakan selalu tenang," terangnya. 

Roni memasarkan produk pisaunya di media sosial pribadinya. 

Selain itu, pembeli bisa datang langsung ke rumahnya. 

"Pelanggan saya didominasi warga Probolinggo, Jombang, madiun, bondowoso, Jember, dan Madura," ucapnya. 

Di sisi lain, Roni mulai menggeluti bisnis pembuatan pisau sejak 2019.

Baca juga: Rabies Bikin Penderita Takut Air? Dialami Bocah Usia 5 Tahun yang Meninggal Usai Digigit Anjing

Baca juga: Stephan El Shaarawy Rela Turunkan Gajinya Demi Tetap Gabung AS Roma, Kontribusinya Cukup Apik

Baca juga: Momen FattahJasin Kumpul Bersama Keluarga Besar Ario Pratamingkusumo, Terkuak Silsilahnya

Kala itu, Roni berhenti bekerja sebagai kuli bangunan karena suatu hal. 

Karenanya, Roni tidak ada pemasukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

"Di tengah himpitan ekonomi, istri saya mengeluh beras di rumah habis. Uang untuk membeli beras tidak ada. Mendengar keluhan istri saya merenung di teras. Di dinding teras, saya melihat pisau yang menempel di dinding. Dari sana saya punya ide membuat pisau dengan modal sangat tipis," ujarnya. 

Dengan keahlian kuli bangunan, dia mencoba membuat pisau dari gergaji bekas. 

Sekali buat langsung jadi. Tidak ada kesulitan apapun yang menghampiri Roni.

"Saya kemudian memposting pisau buatan saya itu ke media sosial. Ada tetangga yang minat dan membelinya. Lalu saya terus konsisten pisau hingga berkembang seperti sekarang," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved