Tokoh Pencak Silat Madura Wafat
SOSOK dan BIODATA Guru Besar Perguruan Silat Elang Putih yang Meninggal saat Pamer Jurus: Legend
Sosok guru besar pencak silat Elang Putih saat pamer jurus di hadapan muridnya, keinginan Monaki semasa hidup sudah terpenuhi
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Acara pencak silat di Bangkalan berubah duka saat guru besar pencak silat Elang Putih meninggal.
Tokoh pencak silat Madura ini meninggal saat memeragakan jurusnya di hadapan murid.
Ia mengembuskan napas terakhir ketika membuka acara rutin bulanan paguyuban Pencak Silat Bhineka Tunggal Ika Bangkalan di Desa Naro’an, Kecamatan Burneh, Jumat (30/6/2023) malam.
Monaki (85) meninggalkan duka mendalam bagi dunia pencak silat di Madura.
Sesepuh sekaligus tokoh pencak silat itu menghembuskan nafas terakhir ketika membuka acara dengan memperagakan jurus silat tradisional.
Dalam video yang diterima Tribun Madura, Monaki malam itu mengenakan kemeja warna hitam, celana cokelat, dan mengenakan topi.
Diiringi musik tradisional Madura, Monaki awalnya bergerak menyapa para penonton sambil memegang sehelai kain berwarna merah muda yang kemudian ia ikatkan ke pinggangnya.
Baca juga: Mengenal Fida dan Fiya, Gadis Kembar yang Jago Pencak Silat Ganda Putri asal Pamekasan
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Video tersebut berdurasi 1 menit 44 detik.
Memasuki detik ke-24, Monaki mulai memperagakan jurus pembuka.
Dari kuda-kuda serta gerakan-gerakan pencak silat tradisional yang diperagakan, tubuh Monaki tampak kuat.
Namun ketika memasuki 1 menit 18 detik, tidak ada gerakan lagi dari Monaki.
Tubuhnya membujur terlentang setelah bapak dengan satu orang anak itu memperagakan gerakan bersimpuh, berguling, hingga tendangan kaki kanan ke arah atas.
Melihat kondisi itu, 20 detik kemudian seorang MC meminta peserta menghampiri Monaki dan membawa tubuhnya ke luar arena.
Monaki malam itu juga dilarikan ke IGD RSUD Syamrabu Bangkalan. Namun jiwanya sudah tak tertolong.
Baca juga: Warisan Incaran Paolo Maldini dari Chelsea Berhasil Didatangkan AC Milan, Sempat Diragukan
Baca juga: Lirik Lagu Cinta Sejati - Selfi Yamma, Trending di Youtube, Kisah Wanita Trauma Cinta Masa Lalu
Baca juga: Apa itu Frostbite, Pembekuan yang Mengancam Pendaki Gunung, Lakukan Penanganan Agar Tak Fatal
“Bapak sejak dulu memang ingin seperti itu, ingin wafat saat peragakan jurus-jurus pencak silat tradisional. Beliau paling semangat urusan pencak silat meski usia sudah sepuh,” ungkap Ahmad Taufik (23), anak angkat almarhum Monaki ketika ditemui di rumah duka, Kampung Purnama, Kelurahan Kraton, Kota Bangkalan, Sabtu (1/7/2023).
Jenazah Monaki diberangkatkan dari rumah duka pada pukul 10.00 WIB di Makam Umum Kelurahan Mlajah, Kota Bangkalan dengan iringan ratusan kerabat, tetangga, hingga para murid almarhum.
Sosok Monaki, guru besar pencak silat Elang Putih
Duka mendalam mengiringi iring-iringan jenazah Monaki (85), pesilat senior asal Kampung Purnama, Kelurahan Kraton, Kabupaten Bangkalan, Sabtu (1/7/2023).
Sosok Monaki dikenal sebagai pesilat paling senior, berjiwa sabar dan pengayom.
Lantunan kalimat tauhid, laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah berkumandang begitu jenazah Monaki diturunkan dari sebuah mushola untuk dinaikkan ke dalam mobil ambulan menuju pemakaman umum di Kampung/Kelurahan Mlajah Kota Bangkalan.
“Beliau seorang legenda di bidang pencak silat tradisional, tokoh bimbingan, contoh suri tauladan kepada murid-muridnya, berjiwa sabar, dan pengayom,” ungkap Maji ketika ditemui Tribun Madura di rumah duka, Sabtu (1/7/2023).
Baca juga: Mengenal Fida dan Fiya, Gadis Kembar yang Jago Pencak Silat Ganda Putri asal Pamekasan
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
Pernyataan Moh Maji memang lah tepat disematkan kepada mendiang Monaki.
Meski usianya sudah menapaki senja, namun almarhum memiliki jiwa semangat yang luar biasa dalam urusan pencak silat.
Bahkan Monaki menghembuskan nafas terakhir di dalam arena, saat membuka gelaran acara rutin bulanan paguyuban Pencak Silat Bhineka Tunggal Ika Bangkalan di Desa Naro’an, Kecamatan Burneh, Jumat (30/6/2023) malam.
Gerakan-gerakan pencak silat tradisional yang diperagakan Monaki tiba-tiba terhenti. Tubuhnya membujur dengan posisi terlentang setelah Monaki memperagakan gerakan bersimpuh, berguling, hingga tendangan kaki kanan ke arah atas.
Ketua Paguyuban Pencak Silat Tradisional Bhineka Tunggal Ika, Mohammad Maji mengungkapkan, Monaki memiliki banyak murid yang menyebar di seluruh Madura, di luar Madura, hingga di luar negeri.
“Semangatnya luar biasa, beliau tergolong yang paling senior hingga terbentuk paguyuban Pencak Silat Tradisional Bhineka Tunggal Ika Bangkalan,” pungkas Maji.
Dalam kesehariannya, Monaki telah lama mengabdikan diri sebagai sebagai waker atau penjaga di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Jalan RA Kartini, tidak jauh dari rumahnya.
Pribadi Monaki
Mengharumkan nama Bangkalan dan Madura sebagai atlet pencak silat Kelas A di era tahun 1970-an tidak kemudian membuat Monaki (85) membusungkan dada.
Semasa hidupnya, Monaki dikenal sebagai pribadi yang selalu menampilkan perilaku rendah hati bahkan ia enggan memungut uang atau biaya sepeserpun dari para muridnya.
Puncak pengabdian terakhir Monaki, ia darma baktikan dalam gelaran acara rutin bulanan paguyuban Pencak Silat Bhineka Tunggal Ika Bangkalan yang dilaksanakan di Desa Naro’an, Kecamatan Burneh, Jumat (30/6/2023) malam.
Monaki menghembuskan nafas terakhir setelah 1 menit 18 detik memperagakan jurus-jurus pencak silat tradisional.
Tubuh Monaki tiba-tiba membujur dengan posisi terlentang di hadapan penonton dan murid-muridnya.
Ia kemudian dilarikan ke IGD RSUD Syamrabu Bangkalan.
“Saya kenal baik dengan almarhum, pribadi yang jujur dan enggan menerima uang sepeser pun. Baik dari prestasi anak didik ataupun saat pembinaan,” ungkap mantan Wasit Internasional Pencak Silat, Syamsul Arief (65), warga Perum Pangeranan Asri, Kota Bangkalan saat dihubungi Tribun Madura melalui sambungan selulernya, Sabtu (1/7/2023).
Baca juga: BREAKING NEWS - Monaki, Tokoh Pencak Silat Madura Tutup Usia Saat Peragakan Jurus Tradisional
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Syamsul yang pernah mewasiti kejuaraan pencak silat pada event Sea Games Filipina di tahun 1991 itu menyebut, Monaki sebagai atlet ternama Pencak Silat Kelas A Putra kelas 40-45 KG yang sukses meraih medali perunggu dan perak pada event tingkat kabupaten Sabung Bebas kategori tanding.
“Saya kelas C, lebih senior beliau. Saat itu beliau masih di perguruan Elang Putih bersama kakaknya, Marsito. Beliau bolak-balik juara kategori Kembangan Tunggal Putra, sepantaran dengan guru besar perguruan pencak silat Jokotole, Bapak Suhaimi,” jelas Syamsul yang juga mantan Ketua Harian IPSI Bangkalan 1980-2010.
Monaki tidak hanya meninggalkan satu orang anak perempuan, namun juga meninggalkan ribuan murid dan beberapa putra angkatnya.
Bersama kakaknya, Marsito, almarhum Monaki mendirikan Perguruan Pencak Silat Elang Putih, sempat pula mendirikan perguruan Semut Hitam.
Dalam 10 tahun terakhir, ia juga mendirikan perguruan Pencak Silat Harimau Bafam setelah kakaknya, Marsito wafat.
Monaki juga tercatat sebagai Pengurus Kabupaten Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bangkalan di era 1980-2007.
Salah seorang putra angkatnya, Abd Basid mengungkapkan, Monaki tidak pernah mau diajak sekedar foto bersama anak didiknya yang sukses meraih juara usai mengikuti event-event bergengsi.
Apalagi sekedar menyentuh piala atau piagam.
“Foto bersama saja tidak mau, tidak pernah mau menyombongkan diri. Soal uang hadiah hasil dari kejuaraan muridnya, beliau tidak pernah mau menerima pemberian. Uang itu disebut beliau adalah jerih payah dan hak yang berprestasi. Beliau mengatakan, dirinya hanya bertugas melatih dan mendidik, tidak pernah memungut biaya kepada anak-anak didiknya,” ungkap Basid.
Ia menambahkan, acara paguyuban Pencak Silat Bhineka Tunggal Ika Bangkalan seperti tadi malam di Desa Naro’an, Kecamatan Burneh itu merupakan gelaran rutin bulanan yang selalu dinantikan Monaki kendati usia sudah sangat senja.
Murid-muridnya, lanjut Basid, berjumlah ribuan termasuk semua pondok yang ada di Bangkalan merupakan alumni Monaki termasuk di pelosok desa di ari Kecamatan Sepuluh, Galis, Burneh, hingga Kecamatan Socah seperti Desa Bilaporah dan Desa Jaddih.
“Meski dalam kondisi sakit, beliau tetap menghadiri apabila berurusan dengan penampilan pencak silat. Tadi malam itu beliau hanya tampil sekitar 2 menit,” pungkas Basid.
Selain itu, Monaki juga mengabdikan dirinya sebagai waker atau penjaga malam di kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) di Jalan RA Kartini, tidak jauh dari rumahnya.
Kepala DPMPTSP Bangkalan periode 2019-2012, M Ainul Ghufron langsung bergegas menuju rumah duka karena merasa terpukul dan bersedih hati atas kepergian selamanya Monaki yang ia kenal sebagai sosok pribadi sederhana, jujur, dan ikhlas.
“Satu hal yang patut kita contoh dari beliau adalah kesederhanaannya, kejujurannya, dan keikhlasannya dalam membina anak didik peserta pencak silat. Karena itu kami merasa kehilangan, anak saya juga salah seorang murid beliau,” ungkap Ainul yang saat menjabat Staf Ahli Bupati Bangkalan.
Atas nama pribadi dan keluarga, lanjut Ainul, turut berduka cita atas meninggalnya Monaki selaku tokoh pencak silat Elang Putih Bangkalan.
Semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT dan kepada keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan dan kesabaran.
Berita Madura
Running News
Elang Putih
pencak silat
TribunMadura.com
Tribun Madura
Monaki
Bangkalan
Madura
Legenda Silat Madura Wafat saat Peragakan Jurus, Anak Angkat Ungkap Keinginan Monaki Semasa Hidup |
![]() |
---|
Wasit Internasional Pencak Silat Indonesia Kenang Sosok Monaki, 'Rendah Hati dan Jujur' |
![]() |
---|
Monaki di Mata Ketua Paguyuban Pencak Silat Tradisional Bhineka Tunggal Ika: Seorang Legenda |
![]() |
---|
BREAKING NEWS - Monaki, Tokoh Pencak Silat Madura Tutup Usia Saat Peragakan Jurus Tradisional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.