Arti Kata Madura
Mengetahui Arti Kata Carok yang Dilakukan Masyarakat Madura, Simak Fakta Ngeri hingga Penyebab Carok
Salah satu prinsip hidup masyarakat Madura yaitu membalas sesuatu sama persis dengan perbuatan yang diterimanya. Simak arti kata carok.
TRIBUNMADURA.COM - Tribunners kali ini kita akan membahas arti kata carok yang kerap terjadi di Pulau Madura.
Ternyata tersimpan fakta ngeri mengenai carok berikut ini.
Masyarakat Madura melakukan carok karena demi mempertahankan harga diri atau pelecehan dari orang lain.
Banyak hal yang mempengaruhi dan menimbulkan carok terjadi.
Biasanya adalah terkait pelecehan istri orang lain, sengketa tanah atau juga soal sumber daya alam.
Baca juga: Cari Tahu Arti Kata Murce Bahasa Gaul, Populer di TikTok dan Facebook, Istilah Kekinian Anak Muda
Dinukil dari Wikipedia, carok dilakukan dengan dua cara, yaitu ngonggai dan nyelep.
Senjata yang digunakan hanya celurit.
Persyaratan melakukan carok yaitu kadigdajan, tampeng sereng, dan banda.
Penyebab carok
Dalam masyarakat Madura, melecehkan istri dan anak orang lain merupakan hal yang memalukan bagi suaminya dan keluarganya.
Masyarakat Madura menganggap istri sebagai bagian dari kehormatan laki-laki, sehingga bentuk pelecehan apapun berarti mencari kematian.
Salah satu prinsip hidup masyarakat Madura yaitu membalas sesuatu sama persis dengan perbuatan yang diterimanya.
Bila ada anggota keluarga yang terbunuh, maka keluarganya juga akan membalas dengan cara yang sama.
Pemenang carok selalu menyimpan baju dan senjata lawan yang dibunuhnya dan kemudian memberikannya kepada anak dan kerabat dekat pelaku carok yang terbunuh.
Tujuannya adalah untuk membalaskan dendam atas kematiannya.
Hal ini membuat carok menjadi sesuatu yang diwariskan secara turun temurun.
Dalam perkara sengketa, carok dijadikan sebagai cara terakhir untuk menyelesaikan masalah.
Pihak yang bersengketa akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu untuk mencapai kesepakatan damai.
Jika tidak terjadi kesepakatan maka carok diterapkan.
Baca juga: Cek Arti Kata Pantek Gembok dan Pala dalam Bahasa Madura, Pantek Umpatan saat Merasa Kesal?
Cara carok
Carok dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ngonggai dan nyelep.
Ngonggai yaitu menantang lawan secara terang-terangan dengan mendatangi rumahnya.
Sedangkan nyelep yaitu menyerang lawan dari samping atau dari belakang saat dalam keadaan lengah.
Selain itu, carok juga dapat terjadi secara mendadak tanpa ada persiapan sebelumnya. Ini terjadi saat ada pelecehan harga diri secara tiba-tiba.
Carok secara terang-terangan memerlukan tiga syarat yaitu kadigdajan, tampeng sereng, dan banda.
Kadigdajan berarti pihak yang akan berkelahi harus memiliki kesiapan secara fisik dan mental yaitu bela diri dan keberanian.
Tampeng sereng berarti memiliki tubuh yang kebal, sedangkan banda adalah biaya yang harus disiapkan untuk memulai carok dan menanggung biaya setelahnya.
Banda digunakan untuk membayar mantra tubuh kebal, membiayai ritual kematian dari pelaku carok yang terbunuh serta meringankan hukuman dalam putusan sidang peradilan.
Carok hanya dilakukan jika pihak yang akan berkelahi telah menerima persetujuan dari keluarganya.
Selain itu, carok harus dilakukan dii tempat yang sepi dan sulit dijangkau oleh masyarakat.
Para pelaku carok juga harus mengenakan pakaian adat Madura dan hanya diperbolehkan menggunakan celurit sebagai senjata.
Sebelum carok dimulai, diadakan tukar celurit dan penyampaian pesan kepada keluarga masing-masing apabila terbunuh.
Baca juga: Cari Tahu Arti Kata Red Flag dalam Hubungan, Bahasa Gaul yang Populer TikTok, Termasuk Sifat Jelek?
Pemaknaan carok
Dalam masyarakat Madura, carok dimaknai sebagai bentuk mempertahankan harga diri terutama dalam perkara suami terhadap istrinya.
Carok menjadi lambang kekuasaan suami terhadap istrinya sehingga terbentuk budaya berumah tangga terutama pada cara menerima tamu, cara berpakaian, dan pernikahan antar keluarga.
Selain itu, carok juga menjadi pembentuk budaya pemukiman masyarakat Madura.
Dari segi status sosial, carok dijadikan alat untuk memperoleh kekuasaan dan melambangkan kekuatan bagi kerabat dan lingkungan sosial pelakunya.
Oleh karenanya, pemenang dalam carok akan menyimpan senjata yang dipakai untuk membunuh serta mengubur mayat lawannya di pekarangan rumah.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk pewarisan dendam kepada keturunan dari pelaku carok.
Baca Berita Madura lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.