Budaya Madura

Senjata Celurit Punya Filosofi dan Identitas Orang Madura, Takabuwan Salah Satu Jenis Celurit

Celurit itu adalah simbol kejantanan laki-laki. Menurut Budayawan D. Zawawi Imron, senjata celurit memiliki filosofi dan identitas orang Madura.

Editor: Ficca Ayu
Tribun Madura
Ada beberapa macam jenis celurit, di antaranya Takabuwan, yang biasanya digunakan untuk carok. 

TRIBUNMADURA.COM - Mengenal celurit Madura yang bukan hanya senjata tradisional.

Tetapi celurit Madura memiliki filosofi tertentu.

Mengutip dari laman Kemdikbud, celurit atau clurit bukan sekadar senjata tradisional khas dari Madura namun tak dapat dipisahkan dari budaya dan tradisi masyarakat Madura.

Celurit itu adalah simbol kejantanan laki-laki. Menurut Budayawan D. Zawawi Imron, senjata celurit memiliki filosofi, dari bentuknya yang mirip tanda tanya, bisa dimaknai sebagai satu bentuk kepribadian masyarakat Madura yang selalu ingin tahu.

Namun ada penafsiran lain, bahwa karena celurit itu bentuknya bengkok, mirip dengan tulang rusuk manusia yang berkurang itu.

Baca juga: Madura United Sudahi Catatan Minor Selalu Kalah Lawan Persis Solo, Marcio Souza Apresiasi Timnya

Karena itu agar kejantanan laki-laki tidak berkurang maka mengganti tulang rusuk yang hilang itu dengan celurit yang diselipkan di pinggang bagian kiri.

Mien A. Rifai menyebut celurit sebagai identitas orang Madura. Kemana pun orang Madura pergi tidak terlepas dari celurit.

Dalam skripsinya Matroni menyimpulkan, celurit memiliki relasi yang kuat dengan faktor budaya, struktur sosial, kondisi perekonomian, agama, dan pendidikan yang sudah dibangun oleh masyarakat.

Senjata tradisional ini memiliki bilah terbuat dari besi berbentuk melengkung mirip bukan sabit sebagai ciri khasnya.

Baca juga: Tari Blandaran Tarian Penyambutan Tamu di Bangkalan Madura, Selain Itu Ada Pula Tari Muang Sangkal

Pada umumnya celurit diwadahi sarung terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang tebal, memiliki gagang (hulu) terbuat dari kayu.

Bilah celurit memiliki ikatan yang melekat pada gagang kayu serta menembus sampai ujung gagang.

Ada beberapa macam jenis celurit, di antaranya Takabuwan, yang biasanya digunakan untuk carok, yaitu perkelahian yang biasanya dilakukan ketika seseorang merasa dipermalukan dan harga dirinya dilecehkan. Carok dan celurit ibarat mata uang logam dengan dua gambar.

Istilah ini terus bermetamorfosa hingga pada tahun 70an. Carok telah mengalami pembengkokan makna, dari mekanisme penegakan harga diri menuju ritus balas dendam dan penyaluran agresi semata-mata.

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved