Ramaikan Tayuban, Rahmat Santoso Kagum Semangat Masyarakat Bojonegoro Melestarikan Budaya

Pria yng dikenal sebagai pengacara itu memilih bertarung sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI Dapil Bojonegoro-Tuban dalam Pemilu Serentak 2024.

|
Editor: Samsul Arifin
Istimewa/TribunMadura.com
Wabup Rahmat tampak membaur bersama warga dalam pertunjukan kesenian Tayub di wilayah Kecamatan Kepuhbaru, Bojonegoro 

TRIBUNMADURA.COM, BOJONEGORO - Rahmat Santoso mulai turun gunung ke Bojonegoro usai mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan wakil Bupati Blitar.

Pria yng dikenal sebagai pengacara itu memilih bertarung sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI Dapil Bojonegoro-Tuban dalam Pemilu Serentak 2024.

Wabup Rahmat tampak membaur bersama warga dalam pertunjukan kesenian Tayub di wilayah Kecamatan Kepuhbaru, Bojonegoro, Minggu 21 Agustus 2024. Ia berangkat dari Blitar setelah membuka acara Kontes Domba dan acara 17 Agustusan.

Terlihat, Rahmat Santoso hadir bersama Ketua DPD PAN Bojonegoro, Lasuri yang juga menjabat Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro.

Selain itu tampak Sekertaris DPD PAN Bojonegoro, Sampurna dan Nadhima Fitrangga, caleg DPRD Provinsi Jatim Dapil Bojonegoro-Tuban.

Baca juga: Gerindra Blitar Sebut Wabup Rahmat Santoso Dekat dengan Masyarakat, Berjiwa Sosial Tinggi

"Sebagai seni budaya tradisional, tayub atau tayuban ini menjadi ciri khas masyarakat Bojonegoro. Sampai sekarang tradisi tayub masih terjaga, ini tentu harus kita apresiasi dan terus dijaga, " tandas Rahmat Santoso yang juga menjabat Ketua Umum DPP Ikatan Penasihat Hukum Indonesi (IPHI) ini.

Kepedulian Rahmat Santoso terhadap seni budaya tradisional tidak hanya di Bojonegoro. Saat menjabat Wabup Blitar, ia juga gemar menonton pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Selain itu juga membawa seni tari Blitar go internasional dengan tampil di Brunei Darussalam belum lama ini.

"Tayub Bojonegoro punya ciri khas sendiri, baik gerakan maupun musiknya. Tentu kita akan dorong lagi, kesenian-kesenian tradiosional seperi tayub ini bisa berkembang dan membawa harum nama Bojonegoro baik di level nasional maupun internasional, " ucap Rahmat Santoso.

Ditambahkan Rahmat Santoso, selain bisa membanggakan daerah Bojonegoro, kesenitan tayub atau bisa disebut tayuban itu memiliki makna mendalam yaitu menjalin kerukunan. Tayub sendiri berasal dari kata Tata dan Guyub.

"Tayub memiliki simbol yang bermakna tentang pemahaman kehidupan yang punya bobot filosofis tentang jati diri manusia, sehingga Tari Tayub mengandung nilai-nilai kebudayaan yang positif dan harus tetap dilestarikan, " tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved