Berita Sampang

Tenaga Guru di SLB Sampang Minim, Cabang Disdik Jatim Andalkan Seleksi PPPK dan CPNS untuk Pemenuhan

Jumlah guru di sekolah setempat jauh dari kata ideal, mengingat berdasarkan data di Cabdin Pendidikan Jatim wilayah Sampang, hanya 11 guru.

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
Proses pembelajaran di SLB Sampang, Kelurahan Dalpenang, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, Selasa (5/9/2023). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama 

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Minimnya tenaga pendidik atau guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sampang, Kelurahan Dalpenang, Kabupaten Sampang, Madura menjadi atensi Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Jatim) wilayah setempat, Selasa (5/9/2023).

Pasalnya, jumlah guru di sekolah setempat jauh dari kata ideal, mengingat berdasarkan data di Cabdin Pendidikan Jatim wilayah Sampang, hanya 11 guru. Sedangkan idealnya 36 guru sehingga mengalami kekurangan sebanyak 25 guru.

Kasi SMA dan PK-PLK Cabdin Pendidikan Jatim wilayah Sampang, Mas'udi Hadiwijaya mengatakan bahwa, sejauh ini pihaknya mengklaim telah berupaya untuk memenuhi kekurangan guru di SLB Sampang dengan mengusulkan ke pemerintah pusat.

Diharapkan, pemerintah pusat dapat menambah kuota penerimaan guru khusus bagi murid berkebutuhan khusus dalam kesempatan seleksi CPNS maupun PPPK.

Baca juga: Jadwal Pendaftaran CPNS 2023 Sebentar Lagi Dibuka, Simak Syarat dan Dokumen yang Harus Disiapkan

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Akan tetapi, sejauh ini pihaknya belum memperoleh informasi resmi dari pemerintah pusat soal adanya seleksi tersebut. Maka masih belum bisa ditentukan kapan penambahan guru direalisasikan.

"Kalau hanya informasi, kayaknya tahun ini ada seleksi. saya dapat informasi itu dari Medsos. untuk kebenarannya masih belum karena belum ada surat dari pemerintah pusat," ujarnya.

Menurutnya, kurangnya guru disebabkan minat pemuda di Kabupaten Sampang sangat minim, untuk mengambil jurusan guru SLB di jenjang universitas.

"Sebenarnya mensiasati kekurangan guru melalui merekrut guru honorer tidak apa-apa, kecuali lembaga sekolah itu benar mengalami kekurangan," tandasnya.

Di samping itu, agar proses pembelajaran di SLB Samoangvtetap optimal meski kekurangan guru, pihaknya selaku mewanti-wanti agar guru setempat saling berkoordinasi. 

Seperti, memprioritaskan siswa yang kondisinya paling membutuhkan, seperti autis, mengingat aktifitasnya sulit dikontrol, sehingga murid tersebut perlu penanganan guru minimal sebanyak dua orang. 

"Jadi meski guru bukan wali kelasnya turut membantu, artinya saling berkoordinasi agar jalannya proses pembelajaran tetap optimal," pungkasnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved