Berita Malang

Stadion Kanjuruhan Mulai Dibongkar, Keluarga Korban Tragedi Kecewa, Renovasi Sesuai Standar FIFA

Terlebih, dalam acara doa bersama kemarin, keluarga korban menyaksikan sendiri stadion mulai dilakukan pembongkaran.

Editor: Ficca Ayu
TribunMadura.com/Lu'lu'ul Isnainiyah
Pekerja PT Waskita Karya membongkar kios di Stadion Kanjuruhan. 

TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Stadion Kanjuruhan sudah mulai dibongkar sebagian. Namun keluarga korban hingga saat ini tetap menolak dan kecewa dengan adanya renovasi.

Minggu (17/9/2023), para pekerja dari PT Waskita Karya terlihat tengah membongkar dinding pembatas antar kios.

Pembongkaran ini sudah dilakakukan sejak dua hari yang lalu. Setelah PT Waskita melakukan pemagaran di sebagian area Stadion Kanjuruhan

Pembongkaran ini, menandakan proses renovasi telah dilakukan. Stadion saat ini, nantinya akan direnovasi sesuai dengan standar FIFA.

Baca juga: AS Roma Turunkan Duet Lukaku dan Dybala Lawan Empoli, Jose Mourinho Optimis Petik Kemenangan Perdana

Meskipun tahap renovasi sudah berjalan, keluarga korban Tragedi Kanjuruhan tetap menolak hal itu. Keluarga menginginkan pihak terkait mengutamakan mengusut kasus tragedi yang sampai saat ini belum adil bagi keluarga.

Keluarga korban beranggapan, dengan dilakukannya renovasi berarti juga turut menghilangkan jejak atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan. 

"Kepada seluruh instansi, seluruh pimpinan, inilah korban hingga kini masih menuntut penolakan renovasi. Di mana renovasi itu menghilangkan jejak, menghilangkan semua bukti," ujar Bambang Lesmono saat ditemui dalam Doa Bersama di Gate 13 Stadion Kanjuruhan, kemarin Sabtu (16/9/2023).

Bambang mengutarakan, bahwa sampai saat ini keluarga masih menderita dengan kasus tersebut.

Baca juga: Mental Persebaya Jelang Lawan Madura United, Coach Beri Pesan, Josep Gombau: Berjalan Bagus

Terlebih, dalam acara doa bersama kemarin, keluarga korban menyaksikan sendiri stadion mulai dilakukan pembongkaran.

"Keluarga korban menderita, apalagi sekaran bangunan di belakang kita (Stadion) sudah direnovasi, mana hati nurani?," keluh Bambang. 

Secara terpisah, Devi Athok, ayah dari korban Natasya Ramadani (16) dan Naila Angraini (14) mengaku kecewa dengan pihak pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang yang mempercepat proses renovasi. 

Di sisi lain, Devi Athok saat ini tengah berjuang dengan laporan model B yang ia ajukan ke Polres Malang. 

"Ini sudah melukai hati semua keluarga korban yang masih mencari keadilan," terang Devi. 

Devi juga mengatakan, ia meminta kepada Presiden Jokowi untuk mencari keadilan atas tragedi ini. 

"Untuk Bapak Jokowi, mohon bapak sebagai kepala negara, kami hanya rakyat kecil, tolong dibantu untuk mencari keadilan," paparnya. (Lu'lu'ul Isnainiyah)

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved