Final Karapan Sapi di Bangkalan Ricuh
Kericuhan Karapan Sapi Piala Presiden di Bangkalan, Pangdam: Besok akan Kita Pecahkan Bersama
Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Ma'ruf berupaya meredam pasca terjadinya peristiwa kericuhan di tengah lapangan kerap Stadion RP Moh Noer
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Ma'ruf berupaya meredam pasca terjadinya peristiwa kericuhan di tengah lapangan karapan sapi Stadion RP Moh Noer, Bangkalan, Minggu (8/10/2023).
Pada event Grand Final Kerapan Sapi Piala Presiden itu, Farid hadir didampingi sejumlah unsur Forkopimda Bangkalan.
Farid mengungkapkan, insiden tersebut sebenarnya pihak para juri dan hakim sudah punya aturan sendiri. Hanya terkadang pemilik sapi tidak menerima dengan apa yang terjadi di di lapangan.
“Tetapi saya yakin dan percaya bahwa orang Madura itu berjiwa besar dan berhati besar. Dengan kepala dingin, besok kita akan pecahkan bersama H Tohir selaku Ketua Pakar Kerapan Sapi Madura,” ungkap Farid di hadapan awak jurnalis di lokasi kejadian.
Setiap gelaran Grand Final Kerapan Sapi Piala Presiden selalu diikuti sebanyak 24 pasang sapi kerap terbaik dari empat kabupaten di Madura; Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep.
Informasi yang beredar di lapangan, keributan itu terjadi pada babak perebutan juara I, II, dan III kategori bagian bawah. Pemicu keributan diduga karena ada permasalahan saat ketiga pasang sapi kerap itu berada di garis start.
Sebelumnya, pihak RSUD Syamrabu Bangkalan menyebut terdapat tiga orang menderita luka dalam peristiwa keributan itu. Satu diantaranya dilarikan ke rumah sakit di Surabaya akibat luka serius.
“Untuk juara-juara hari ini tidak kami umumkan karena kami akan mengambil jalan tengah, supaya tidak ada yang merasa malu, tidak ada yang merasa bangga sendiri. Kita orang Madura selalu mengutamakan persaudaraan,” tegas Farid yang berasal dari Kabupaten Bangkalan.
Baca juga: BREAKING NEWS: Final Karapan Sapi di Bangkalan Ricuh, Penonton Ngamuk, Ada Korban Luka Parah
Terlepas dari peristiwa itu, Farid menyampaikan rasa terima kasih kepada para pengerap sapi serta masyarakat yang saat ini gairahnya kembali hidup, menggebu-gebu setelah Kerapan Sapi Piala Presiden sempat vakum pandemi Covid-19.
“Saya senang animo masyarakat sangat besar, penontonnya sampai 20 ribuan. Nah ini yang perlu kita lestarikan karena karapan sapi adalah satu-satunya di dunia, di dunia orang lain tidak ada, hanya madura yang punya. Karena itu lah kita warga Madura ingin melestarikan karapan sapi ini,” pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.