Berita Viral

Anak SD Dibanting Teman ke Lantai 3 Kali, Tepergok Guru tapi Tak Dilaporkan ke Orangtua, ‘Baik-baik’

Penganiayaan di SD terjadi di Pekalongan. Siswa dibanting oleh temannya ke kelas dan tepergok guru.

Freepik.com
Ilustrasi perundungan. Seorang bocah di Jawa Tengah dibanting temannya ke lantai sampai tiga kali. Meski tepergok guru, kejadian itu tak dilaporkan langsung ke orang tua murid. 

TRIBUNMADURA.COM - Belakangan ini, di media sosial beredar video viral yang menarik perhatian publik.

Penganiayaan kembali terjadi di lingkungan sekolah.

Kali ini terjadi di sekolah dasar negeri (SDN) di Pekalongan, Jawa Tengah.

Seorang anak SD diketahui dibanting temannya ke lantai sebanyak 3 kali.

Tak ayal, siswa bersangkutan mengalami luka di kepala.

Menurut informasi, aksi itu tepergok guru namun tak dilaporkan ke orangtua.

Lantas, seperti apa kabar kedua siswa yang berselisih?

Baca juga: Sosok Ratu Kecantikan yang Disebut Tukang Bully, Korban Diduga 80 Orang, Terungkap Sikap Asli

Peristiwa ini viral di media sosial, diunggah oleh akun Instagram @pekalonganifo, Jumat (3/11/2023).

Ibu dari anak tersebut menuturkan, peristiwa bermula saat anak-anak bermain di jam kosong hari Senin (30/10/23) pukul 11.00 WIB.

Awalnya mereka bermain berantem-beranteman, namun salah seorang siswa yang kebetulan sudah lama mengikuti karate bermain dengan kurang wajar.

Ia membanting temanya ke lantai hingga 3x.

Pada bantingan ke-2 kepala temanya itu terkena bangku, dan yang ke-3 ia banting lagi temanya sampai di jedotin ke lantai sampai kepalanya keluar darah.

Setelah kejadian itu gurunya datang dan ada beberapa murid yang menceritakan kronologinya.

Namun kejadian ini sama sekali tidak diberitahukan kepada orangtua murid yang bersangkutan. 

Saat itu anaknya pulang diantar teman-temanya dengan sudah menggunakan sragam pramuka, ketika ditanya dimana sragam putihnya mereka hanya menjawab banyak darahnya jadi di cuci di sekolah.

Saat ditanyakan lagi kenapa kepalanya diperban anaknya menjawab jatuh saat lari.

Sore harinya beberapa orangtua murid lain datang kerumahnya dan menceritakan kronologi kejadian sebenarnya bahwa anaknya dibanting oleh temanya di sekolah. 

Keesokan harinya ibu tersebut mengkonfirmasi kejadian itu ke pihak sekolah dan hanya dijawab "semua sudah diselesaikan baik-baik dan anaknya sudah bermain lagi".

Peristiwa seperti ini sebenarnya bukan pertama kali, saat bermain di rumah anaknya juga pernah diajak berantem-beranteman dan sudah dibanting 2x namun anaknya pergi dan tidak meladeni. 

Atas peristiwa itu, Ibu murid tersebut memohon agar pihak sekolah berani menegur dengan tegas terhadap anak tersebut agar tidak kejadian hal serupa lagi.

Saat ini ibu tersebut sudah memeriksakan kondisi luka dibagian kepala anaknya.

Anggota Polsek Sragi saat mendatangi rumah korban bocah SD yang kepala pecah.
Anggota Polsek Sragi saat mendatangi rumah korban bocah SD yang kepala pecah. (Dok Humas Polres Pekalongan via TribunJateng.com)

Baca juga: Nasib 3 Pembully Diduga Anak Polisi & DPRD, Dikeluarkan dari Sekolah, Sempat Klarifikasi ‘Bercanda’

Menurut dokter jika ingin mengetahui kondisi detilnya maka akan diberikan surat rujukan untuk dilakukan CT scan.

Namun karena ada kendala biaya dan belum adanya BPJS, saran tersebut tidak dilanjutkan.

Kasi Humas Polres Pekalongan Ipda Suwarti saat dihubungi TribunJateng.com, Jumat (3/11/2023) membenarkan adanya kejadian tersebut.

"Betul mas, kemarin anggota Polsek Sragi, sudah ke rumah korban. Hal ini menindaklanjuti adanya postingan di media sosial. Sehingga, anggota langsung menuju ke rumah korban," katanya.

Menurutnya, direncanakan hari ini anggota Polsek Sragi aku ke sekolah tempat korban bersekolah.

"Hari ini anggota Polsek akan ke sekolah SDN," ujarnya.

Pihaknya juga menambahkan, mediasi pertama tidak melibatkan polisi dan tidak dilaporkan ke polisi.

"Setelah ada postingan di medsos dari polsek langsung bergerak mendatangi korban," tambahnya.

Terkini, kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.

Kejadian ini langsung ditindaklanjuti oleh pihak sekolah dengan mempertemukan orang tua kedua siswa, Rabu (1/11/2023).

Masing-masing sudah membubuhkan tanda tangan di atas surat pernyataan damai dan tidak saling membawa kasus ke hukum. Tapi biaya pengobatan MFZ ditanggung orang tua SAH.

"Setelah kejadian itu, kami langsung ambil tindakan untuk pergi ke puskesmas, sampai pengobatan, sampai pulang ke sekolah lagi. Kemudian, memang satu kendala pihak sekolah belum ke rumah korban," kata Kepsek SDN kepada TribunJateng.com, Jumat (3/11/2023).

Pihaknya mengakui, belum berkunjung ke rumah MFZ. Sempat menghubungi orang tua MFZ untuk berkunjung ke sana. Tapi orang tuanya bilang tidak usah dan meminta ketemuan saja di dokter.

Baca juga: Nasib Akhir Siswa yang Ajak Guru Gelut, Merengek Dikeluarkan Sekolah, Ternyata Sudah Berkali-kali

"Karena waktu itu korban memang sedang mau dibawa ke dokter. Jadi ketemu di sana," ucapnya.

Pihaknya menyayangkan terkait postingan yang viral di sosial media. Padahal pada saat itu sudah selesai secara kekeluargaan terkait kejadian tersebut.

Namun, Kamis (2/11/2023) kembali ramai. Lantaran muncul unggahan di media sosial soal kasus ini.

"Memang berita ini sangat membingungkan buat saya. Tetapi lambat laun, kita sudah berpikir panjang lebar, ternyata aduan-aduan di masyarakat kita tanggapi dengan lapang dada, sabar."

"Kami juga sudah mengundang kedua orang tua murid yang kedua belah pihak yang berselisih, kita mediasi dan kita selesaikan dengan kekeluargaan, dan sudah sampai pada puncaknya, sudah salam-salaman, selesai," ucapnya.

Kemudian, pada pertemuan ini bersama Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3APPKB) dan Polsek Sragi membahas dan kronologi pada saat kejadian.

"Menurut saya, secara hitam di atas putih ini sudah selesai. Tapi setelah tadi PPA datang ke korban, itu muncul permintaan baru dari pihak korban. Kami akan layani itu. Dengan sebaik mungkin dan tetap mendampingi apapun permintaan korban," imbuhnya.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pekalongan tetap akan terjunkan psikolog untuk pemulihan mental korban.

Baca juga: Viral Curhatan Gus Iqdam Kesal dan Marah karena Merasa Jamaahnya Dibohongi dalam Sebuah Pengajian

"Kami konfirmasi ke sekolah, ternyata, ya, memang sudah mediasi dan selesai secara kekeluargaan. Sudah ada pertemuan kedua belah pihak dan ada surat pernyataannya."

"Kesepakatan pertemuan ini yaitu, meski kasus sudah selesai, psikolog dari Dinas P3APPKB akan melakukan pendampingan untuk korban,"kata Kabid Dikdas Dindikbud Kabupaten Pekalongan Ipung Sunaryo.

Sementara itu, Kapolsek Sragi AKP Suradi mengatakan, pihaknya memang tidak menerima laporan apapun terkait kasus ini.

"Kehadirannya dalam pertemuan di SDN kemarin hanya untuk menanggapi ramainya kabar di medsos. Ternyata memang sudah diselesaikan secara kekeluargaan," katanya.

----

Berita Madura dan berita viral lainnya.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved