Kilas Balik

Kisah Syaikhona Kholil yang Terima 1 Bentul dengan Senang Hati, Saat Diberi Banyak Malah Ditolak

Nilai itulah yang ditekankan Syaikhona Kholil atau Mbah Kholil ketika menolak pemberian buah bentul berhias pamrih dari pasangan suami-isteri

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
Istimewa
Ilustrasi berita Kisah Syaikhona Kholil yang Terima Pemberian 1 Bentul dengan Senang Hati, Saat Diberi Banyak Malah Ditolak 

Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Ikhlas diartikan sebagai wujud ketulusan hati dalam beribadah kepada Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan dari manusia.

Nilai itulah yang ditekankan Syaikhona Kholil atau Mbah Kholil ketika menolak pemberian buah bentul berhias pamrih dari pasangan suami-isteri (pasutri).

Penolakan atas pemberian buah bentul dalam jumlah banyak itu terjadi di kala kunjungan kedua pasutri itu ke Mbah Kholil.

Pasutri yang berasal dari pinggiran Kota Bangkalan itu awalnya, pada sowan pertama hanya membawa satu buah bentul saja. Buah bentul merupakan makanan sangat sederhana sejenis talas, tergolong ubi-ubian

“Tidak apa-apa, satu bentul itu saja yang kita bawa. Asalkan kita ikhlas, Insya Allah akan diterima,” ungkap suami berupaya menenangkan isterinya.

Pasutri itu pun berangkat sowan dengan bekal tawakal dan satu buah bentul sebagai oleh-oleh untuk Mbah Kholil. Ternyata kehadiran keduanya memang tengah ditunggu, pasutri itu diterima dengan baik.

Baca juga: Cerita Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan, Maling Timun Kaku Tak Bisa Duduk, Sembuh karena Percikan

“Kiai, saya tidak membawa apa-apa, hanya sebuah bentul ini yang bisa kami haturkan untuk kiai,” tutur suami di hadapan Mbah Kholil.

Mendengar itu, Mbah Kholil lantas memanggil beberapa santri dan meminta mereka untuk merebus satu buah bentul pemberian pasutri itu. Mbah Kholil sangat senang dan memang menyukai buah bentul.

“Kebetulan saya memang ingin makan bentul,” ucap Mbah Kholil.

Pasutri tersebut tampak senang karena pemberian satu buah bentul sangat diterima Mbah Kholil. Beberapa hari kemudian, pasutri itu sowan kembali ke Mbah Kholil karena mereka ingat betul kesukaan Mbah Kholil, yakni buah bentul.

Karena itu, mereka membawakan buah bentul dalam jumlah yang banyak dengan harapan Mbah Kholil akan sangat senang.

Ternyata, apa yang dibayangkan pasutri tersebut tidak seperti kesempatan sowan pertama.

Mbah Kholil tidak menerima oleh-oleh buah bentul sebanyak itu dan meminta pasutri itu membawa pulang kembali.

Dalam perjalan pulang, pasutri itu baru tersadar bahwa oleh-oleh satu buah bentul yang dibawa mereka pada kesempatan sowan pertama diniatkan semata-mata karena keikhlasan dan tawakal kepada Allah SWT.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved