Berita Terkini

Malam Natal Berubah Nestapa, 2600 Orang Keracunan Massal: Lebih Menyakitkan dari Melahirkan

Malam Natal mendadak berubah jadi nestapa. Ribuan orang seketika keracunan massal.

Editor: Januar
Istimewa/ Bangkapos
Ilustrasi berita keracunan massal saat Malam Natal 

TRIBUNMADURA.COM- Malam Natal mendadak berubah jadi nestapa.

Ribuan orang seketika keracunan massal.

Mereka mengaku rasanya lebih menyakitkan dari melahirkan.

Apa yang jadi penyebabnya?

Sebanyak 2.600 pekerja di Prancis hadir dalam pesta malam Natal.

Mereka kemudian makan besar dalam acara meriah tersebut.

Nahas sebanyak 700 orang dilaporkan mengalami keracunan.

Baca juga: 5 Siswi MTsN 4 Tulungagung Masih Dirawat karena Keracunan Massal, Diduga Gara-gara Capcin dan Teh

Dilansir dari TribunTrends, makan malam Natal yang lezat untuk 2.600 pekerja di grup kedirgantaraan Perancis Airbus Atlantic menyebabkan ratusan staf sakit.

Otoritas kesehatan telah meluncurkan penyelidikan untuk mengetahui penyebab wabah gastroenteritis massal di antara 700 karyawan yang dilaporkan.


Pesta meriah ini diselenggarakan dan disediakan oleh restoran milik perusahaan di lokasinya di Montoir-de-Bretagne di wilayah Loire-Atlantique di Perancis barat.

Dilansir dari Guardian, menu yang lezat meliputi foie gras, scallop, lobster, dan tournedos, diikuti dengan makanan penutup berupa es krim log, hazelnut, dan mousse coklat dengan harga hanya 15 euro per kepala.

Para pekerja yang terkena dampak menunjukkan tanda-tanda klinis muntah atau diare setelah makan malam musiman pada tanggal 14 Desember.

Kebanyakan jatuh sakit dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah makan.


Pejabat kesehatan mengatakan mereka belum mengidentifikasi penyebab keracunan massal tersebut dan sedang menyelidiki apakah hal itu disebabkan oleh bakteri dalam makanan atau virus gastroenteritis yang sangat menular.

“Investigasi masih berlanjut,” kata seorang juru bicara, seraya menambahkan bahwa hasilnya akan tersedia minggu depan.

Kuesioner telah dikirimkan kepada semua yang hadir pada jamuan makan tersebut.

Seorang karyawan yang bernama Nolwenn mengatakan kepada surat kabar Ouest-France bahwa dia menderita sakit kepala yang belum pernah dialami sebelumnya.

"Rasanya lebih menyakitkan dibanding melahirkan," tambahnya.

Jean-Claude Iribarren, sekretaris komite kerja Airbus Atlantic, mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa makanan telah disiapkan oleh kantin perusahaan.

“Seperti yang kami lakukan setiap tahun, kami menyelenggarakan makan malam Natal untuk 2.600 orang dengan banyak pemasok lokal,” katanya.

 

Makan di Acara Tahlilan, 121 Orang di Bogor Keracunan, Derita Muntah dan Diare 'Besoknya Merasakan'

Sebanyak 121 warga di Bogor mengalami keracunan setelah menyantap makanan di sebuah acara tahlilan.

Efek yang dirasakan korban tak langsung setelah makan makanan di acara tersebut.

Melainkan keesokan harinya, kebanyakan korban merasakan muntah dan diare.

Sebanyak 121 warga Kampung Kalong Tonggoh, Desa Kalong Dua, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, keracunan massal usai menyantap makanan yang diberikan saat acara tahlilan.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Mochamad Adam Hamdani mengatakan, peristiwa keracunan massal ini terjadi pada Senin (18/12/2023) pagi.


"Kejadian bermula pada saat menghadiri acara tahlilan 40 hari warga yang meninggal di kampung tersebut pada Minggu (17/12/2023) pukul 18.20 WIB," kata Adam saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (19/12/2023).

Selesai acara, tamu diberikan makanan untuk dibawa dimakan dan ada yang dibawa pulang.

Tak lama usai menyantap makanan itu, pada keesokan atau Senin (14/6/2022), warga yang hadir dalam acara tahlilan langsung merasakan gejala sakit secara bersamaan.

Ratusan warga mengalami keracunan dengan gejala yang dirasakan mual, muntah dan diare.

"Keesokannya (usai tahlilan) mereka baru merasakan muntah-muntah dan diare," ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, total 121 warga terus berdatang secara bergantian ke puskesmas dan klinik di wilayah itu.

Karena banyaknya korban, mereka kemudian dilarikan atau dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Hingga malam ini, sebanyak 60 warga masih dalam penanganan medis dan sisanya kini sudah membaik atau sudah dipulangkan.

"121 warga yang mengalami keracunan itu, yakni 60 jiwa masih dalam penanganan medis dan 61 jiwa sudah dapat dipulangkan," ungkapnya.

Adam menambahkan, korban terdampak masih bertambah dan beberapa masih menunggu hasil laboratorium dari pihak puskesmas.


BPBD melakukan tindakan sesuai standar operasional prosedur (SOP) kebencanaan dengan cara evakuasi korban.

"Kebutuhan dasar berupa veltbed dan tabung oksigen beserta regulator," jelasnya.

 

Sementara itu, Camat Leuwisadeng Rudi Mulyana mengungkapkan bahwa kasus keracunan massal ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) karena ada 121 mengalami keracunan secara bersamaan.

"Awalnya kami menerima laporan warga ada yang mengalami keracunan pada Senin pagi, kemudian dilakukan investigasi dan pendataan dengan hasil 121 warga merasakan mual, muntah, dan diare," ujar Rudi.

Saat ini, Pemerintah Kecamatan Leuwisadeng sedang melakukan pelacakan dan pengecekan untuk mengetahui penyebab keracunan massal itu.

Petugas medis dari puskesmas setempat dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pun dilibatkan.

Sedangkan pengambilan sampel makanan untuk dilakukan pengecekan atau pemeriksaan di Labkesda.

"Dan menangani kasus keracunan secara optimal untuk mencegah kematian dan system rujukan secara berjenjang dan melakukan monitoring serta evaluasi agar kejadian tersebut tidak terulang," pungkasnya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved