Berita Terkini Bojonegoro
Menilik Petilasan Syekh Siti Jenar di Bojonegoro, Fakta di Balik Dusun Lemahbang Terkuak
Ulama kontroversial Syekh Siti Jenar dipercaya pernah berkelana dan berdakwah di Kabupaten Bojonegoro.
Penulis: Yusab Alfa Ziqin | Editor: Taufiq Rochman
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Yusab Alfa Ziqin
TRIBUNMADURA.COM, BOJONEGORO - Ulama kontroversial Syekh Siti Jenar dipercaya pernah berkelana dan berdakwah di Kabupaten Bojonegoro.
Kepercayaan itu masih diamini sebagian masyarakat hingga kini.
Terutama masyarakat Desa Margomulyo, Kecamatan Balen, Bojonegoro.
Salah satu hal yang menguatkan kepercayaan dimaksud yakni adanya petilasan Syekh Siti Jenar di Dusun Lemahbang desa setempat.
Petilasan ulama yang mahsyur membungkus ajaran Islam dengan ajaran serta filsafat Jawa itu berada di tengah persawahan.
Bentuk petilasan ini joglo kecil ukuran 4 x 6 meter.
Di dalam joglo kecil ini, ada cungkup yang melindungi papan semadi Syekh Siti Jenar.
Hingga kini, petilasan ulama era Kesultanan Demak itu ramai di kunjungi masyarakat dari berbagai daerah untuk merapal doa serta ngalap berkah.
Sesepuh Desa Margomulyo Imam Panjalu mengatakan, cerita Syekh Siti Jenar di desanya dan mendakwahkan agama Islam-Jawa mahsyur sejak dulu.
Para leluhur Desa Margomulyo persisnya berkisah bahwa Syekh Siti Jenar mengajar ngaji dan memberi kaweruh teologi untuk masyarakat Kecamatan Balen.
"Salah satunya masyarakat di Desa Margomulyo. Tepatnya di Dusun Lemahbang ini," ujar Imam sapaannya, Senin (25/3/2024) siang.
Dia meneruskan, nama Dusun Lemahbang yang ada di Desa Margomulyo dan menjadi tempat petilasan Syekh Siti Jenar ini merupakan semiotika bahasa.
Nama Lemahbang berasal dari kata Lemah (Tanah), dalam bahasa Jawa disebut Siti.
Sementara Bang (Abang) artinya Merah, dalam bahasa Jawa disebut Jenar.
"Jika digabung, Lemahbang juga bisa disebut Siti Jenar."
"Itulah hubungan Syekh Siti Jenar dengan Dusun Lemahbang ini. Sehingga ada petilasannya," tandasnya.
Lebih lanjut, Imam mengutarakan, ajaran Islam-Jawa di Desa Margomulyo yanh dibawa Syekh Siti Jenar tak padam sampai saat ini.
"Di petilasan Syekh Siti Jenar ini masih rutin diadakan Sedekah Bumi."
"Di mana kegiatan itu merupakan perpaduan antara ajaran Islam dan Jawa," imbuhnya.
Untuk ritual keagamaan yang non komunal, kata Imam, biasa dilakukan segelintir orang di petilasan Syekh Siti Jenar ini saban Jumat Pahing.
"Setiap Jum'at Pahing, ada orang datang ke petilasan Syekh Siti Jenar ini."
"Baik warga sekitar atau orang luar kota. Membawa tumpeng panggang ayam," pungkasnya.
Ikuti berita seputar Bojonegoro
Sindikat Curanmor Pasutri Lamongan Terbongkar, Sudah Beraksi di 30 TKP |
![]() |
---|
Akhir Pengabdian Ibu Guru, Dijemput Maut saat Gerak Jalan |
![]() |
---|
Siswa SMP Pulang Sekolah Ngebut Adu Banteng Vs Truk Boks |
![]() |
---|
24 Kepsek dan 2 Pejabat Dinas Pendidikan Diperiksa Kejari Terkait Dugaan Korupsi Chromebook |
![]() |
---|
Kecelakaan Tragis Tewaskan 2 Pemuda di Jalan Raya Bojonegoro–Cepu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.