Kilas Balik

Kisah Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan saat Disambati Petani: Kalimat Qoma Zaidun Jadi Penangkal

Inilah kisah karomah Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura yang menceritakan tubuh pencuri timun terbujur kaku, tegak berdiri, tidak bisa didudukkan

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
Humas Jabar/Kompas TV
Kolase foto: Sosok dan Makam Syaikhona Kholil di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Kamis (20/1/2022). Inilah kisah karomah Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura menceritakan tubuh pencuri timun terbujur kaku, tegak berdiri, tidak bisa didudukkan yang tersedia di dalam artikel ini 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Inilah kisah karomah Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura yang menceritakan tubuh pencuri timun terbujur kaku, tegak berdiri, tidak bisa didudukkan usai mencuri di ladang para petani.

Kisah tersebut tertulis dalam sebuah buku berjudul Surat Kepada Anjing Hitam, karya Saifur Rahman.

Mulanya peristiwa tersebut didasari atas keresahan para petani timun yang kerap kali menjadi korban pencurian.

Di mana dalam setiap masa panen, timun selalu dicuri maling.

Kondisi ini kemudian mendorong para petani bersepakat untuk sowan ke Mbah Kholil, dengan harapan mendapatkan solusi.

Saat ditemui para petani, Mbah Kholil sedang mengajarkan Kitab Nahwu Jurmiyah, kitab tentang tata bahasa arab untuk para santri tingkat pemula.

Para petani pun melontarkan bahwa akhir-akhir ini ladang timun para perani selalu menjadi sasaran maling.

“Kami mohon kepada kyai (Mbah Kholil) untuk penangkalnya,” keluh seorang petani.

Keluh kesah atas maraknya kasus pencurian timun itu disampaikan para petani di kala pembahasan Kitab Nahwu Jurmiyah oleh Mbah Kholil sampai pada kalimat Qoma Zaidun yang berasal dari kata Zaid, artinya telah berdiri.

“Karena pengajian ini sampai pada Qoma Zaidun, ya Qoma Zaidun ini saja dipakai sebagai penangkalnya,” ungkap Mbah Kholil.

Berbekal keyakinan dari Mbah Kholil, para petani keesokan harinya kembali beraktifitas di ladang mereka.

Namun setiba di ladang, para petani dibuat kaget dengan keberadaan beberapa sosok pria yang berdiri seperti patung, tidak bisa didudukkan.

Ternyata pria-pria itu adalah pencuri timun yang selama ini meresahkan di kala setiap masa penen.

Upaya para petani membuat tubuh para pencuri timun itu duduk tidak pernah membuahkan hasil.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved